JAKARTA, KOMPAS.com - Perum Bulog memastikan masyarakat bisa menukar kembali beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) kemasan 5 kilogram (kg) jika berat atau isinya tak sesuai takaran.
Kebijakan ini untuk mengantisipasi adanya pengurangan isi beras.
Direktur Utama Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, mengatakan bahwa sebelum beras SPHP disalurkan ke pasar, pihaknya sudah mengemasnya sesuai dengan ketentuan, yakni 5 kg.
“Sebelum dipasarkan keluar dari gudang Bulog, itu sudah kita kemas dalam bentuk 5 kg, dan diyakinkan 5 kg. Tidak boleh ada yang di bawah 5 kg," ujar Rizal saat ditemui di Kantor Pos Fatmawati, Jakarta Selatan, Jumat (18/7/2025).
Baca juga: Marak Beras Oplosan Dijual Rp 15.000 Per Kg, Zulhas: Tindak Tegas!
Namun, ketika konsumen membeli beras SPHP dan ditemukan beratnya di bawah 5 kg, maka Bulog menyarankan untuk ditukar kembali. “Karena di counter pas habis beli, semua harus timbang. Konsumen timbang, yakinkan 5 kg. Kalau kurang, tukar yang 5 kg," paparnya.
Tak hanya masyarakat, Ahmad Rizal menyebut, pedagang eceran juga bisa mengajukan pergantian beras SPHP bila takaran tak sesuai.
Pengecer langsung menukar beras ke gudang Bulog. "Nanti yang jual atau retailernya, komplain lagi ke gudang Bulog, 'Pak, ini ada sekian kotak nih, sekian packaging yang belum 5 kg'. Boleh begitu," beber Rizal.
Lebih jauh, ia mengusulkan agar setiap penjual menyediakan timbangan agar bisa mengetahui berat beras SPHP. "Semua wajib punya timbangan yang jualan. Kalau nggak punya timbangan, bagus nggak usah jualan. Jangan merugikan masyarakat," katanya.
Adapun, pembelian beras SPHP harus disertai dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk proses verifikasi.
Langkah ini dipandang perlu untuk mencegah tindak penyelewengan.
Foto pembeli beras nantinya akan diunggah pengecer ke aplikasi KLIK SPHP. "Kan ada KTP, pembeli harus difoto dan sebagainya. Nanti di-upload di Klik SPHP. Di-upload sama pengecer. Tujuannya, kalau nanti ada pengecekan dan sebagainya tuh, ada buktinya," tutur Rizal.
Baca juga: Jamin 1,3 Juta Ton Beras SPHP Tak Dioplos, Mentan: Ini Pelat Merah Semua, Mana Berani...
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini