JAKARTA, KOMPAS.com – PT United Tractors Tbk (kode saham UNTR) mencatatkan pendapatan konsolidasian sebesar Rp 68,5 triliun pada semester I 2025, naik 6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Namun, laba bersih perusahaan turun 15 persen menjadi Rp 8,1 triliun akibat tekanan cuaca dan penurunan harga batu bara.
“Penurunan laba disebabkan oleh cuaca ekstrem yang berdampak pada segmen kontraktor penambangan, serta harga jual batu bara yang lebih rendah,” kata manajemen United Tractors dalam keterangan tertulis, Rabu (30/6/2025).
Meski demikian, pertumbuhan di lini mesin konstruksi dan pertambangan emas memberikan kompensasi terhadap pelemahan di lini lainnya.
Baca juga: Hijau Tak Sekadar Seremonial, United Tractors (UNTR) Tanam 1.000 Pohon di IPB
Segmen mesin konstruksi mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 34 persen menjadi Rp 20,9 triliun, didorong penjualan alat berat Komatsu yang naik 27 persen menjadi 2.728 unit. Scania dan UD Trucks juga mencatatkan pertumbuhan masing-masing menjadi 282 unit dan 109 unit.
Penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan naik 2 persen menjadi Rp 5,5 triliun. Komatsu tetap menjadi pemimpin pasar alat berat dengan pangsa pasar 26 persen, berdasarkan riset internal perusahaan.
Baca juga: Inisiatif Sosial United Tractors dan PTAR Diakui, Ada Apa di Baliknya?
Usaha pertambangan emas Perseroan dioperasikan oleh PT Agincourt Resources (PTAR) dan PT Sumbawa Jutaraya (SJR).
Segmen pertambangan emas dan mineral lainnya mencatatkan lonjakan pendapatan 60 persen menjadi Rp 7 triliun. Kontributor utamanya adalah tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan dan tambang emas di Sumbawa.
Penjualan setara emas mencapai 125 ribu ons, naik 14 persen dibanding semester I 2024. Tambang Martabe menyumbang 119 ribu ons, sementara tambang di Sumbawa sebesar 6 ribu ons.
Baca juga: United Tractors Buktikan Pentingnya SDM untuk Keberlanjutan Bisnis
Pendapatan dari kontraktor penambangan yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) turun 7 persen menjadi Rp 26,1 triliun. Volume pemindahan tanah tercatat turun 9 persen menjadi 533 juta bcm, dan volume produksi batu bara klien turun 2 persen menjadi 68 juta ton.
“Curah hujan tinggi pada lima bulan pertama 2025 berdampak signifikan terhadap operasional kontraktor tambang,” kata manajemen.
Baca juga: UNTR Bidik Targetkan Penjualan Emas Tembus 235.000 Ounce