Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Melemah, Investor Soroti Perkembangan Terbaru Sektor Perdagangan

Kompas.com - 03/09/2025, 07:29 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Pasar saham Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Wall Street ditutup melemah pada perdagangan yang berakhir Selasa sore waktu setempat (Rabu pagi WIB).

Investor masih mencermati perkembangan terbaru di sektor perdagangan untuk mengawali September yang secara musiman terkenal buruk bagi pasar saham. Selain itu, kenaikan imbal hasil juga mengkhawatirkan investor.

Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir turun 249,07 poin, atau 0,55 persen dan ditutup pada 45.295,81.

Lalu, indeks S&P 500 turun 0,69 persen dan ditutup pada level 6.415,54.

Sementara itu, indeks Nasdaq Composite turun 0,82 persen dan ditutup pada 21.279,63.

Baca juga: Pasar Saham Tetap Buka, Analis Minta Investor Perhatikan Kemungkinan Panic Selling

Para investor mengambil keuntungan dari pemenang pasar saham dengan berakhirnya musim panas yang tidak resmi.

Saham produsen chip Nvidia, misalnya, ditutup turun sekitar 2 persen. Sementara nama-nama Big Tech lainnya seperti Amazon dan Apple turun sekitar 1 persen.

Langkah ini diambil setelah pengadilan banding federal pada Jumat memutuskan bahwa sebagian besar tarif global Trump ilegal.

Pengadilan Banding AS untuk Sirkuit Federal memutuskan dalam putusan 7-4 bahwa hanya Kongres yang berwenang menerapkan pungutan yang luas.

Baca juga: Wall Street Menguat Diitopang Hasil Kinerja Produsen Chip Nvidia

Sebaliknya, Trump menyebut keputusan tersebut sangat Partisan dan telah menyatakan akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung AS.

Investor juga mengincar lonjakan imbal hasil obligasi di awal September. Imbal hasil Treasury 10 tahun naik ke 4,27 persen, sementara imbal hasil 30 tahun mencapai 4,97 persen.

Investor obligasi menaikkan imbal hasil lebih tinggi karena prospek bahwa AS mungkin harus mengembalikan miliaran dollar AS yang diperoleh dari tarif. Hal ini juga memperburuk situasi fiskal negara yang sudah tertekan.

Baca juga: Wall Street Ditutup Menanjak, Indeks S&P 500 Cetak Rekor Tertinggi Sambut Laporan Keuangan Nvidia

Perkembangan tersebut dapat membebani sentimen untuk memulai bulan perdagangan baru.

Sebagai catatan, September secara historis merupakan bulan terburuk bagi ekuitas. Indeks S&P 500 rata-rata turun 4,2 persen selama lima tahun terakhir, dan turun lebih dari 2 persen rata-rata selama 10 tahun terakhir.

Sebelumnya, Wall Street baru saja melewati bulan yang kuat bagi pasar saham. Indeks S&P 500 naik hampir 2 persen, melampaui level 6.500 untuk pertama kalinya.

Peristiwa besar yang ditunggu-tunggu para pedagang adalah rilis laporan ketenagakerjaan bulan Agustus pada hari Jumat dan bagaimana laporan tersebut akan memengaruhi keputusan suku bunga The Fed di pertengahan bulan.

Pada Agustus lalu, indeks S&P 500 menambahkan lima titik tertinggi baru sepanjang masa, sehingga total indeks tahun berjalan menjadi 20.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen, Cek Syarat dan Posisinya
BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen, Cek Syarat dan Posisinya
Karier
Wujudkan Swasembada Pangan, Harfia Gelar Temu Tani dan Pelatihan Traktor HTR-855 di Palangkaraya
Wujudkan Swasembada Pangan, Harfia Gelar Temu Tani dan Pelatihan Traktor HTR-855 di Palangkaraya
Ekbis
Gandeng Naoyoshi, Lovina Beach Brewery (STRK) Bakal Masuk ke Pasar Jepang
Gandeng Naoyoshi, Lovina Beach Brewery (STRK) Bakal Masuk ke Pasar Jepang
Ekbis
70 Persen Alkes Masih Impor, Indonesia Genjot Produksi Dalam Negeri
70 Persen Alkes Masih Impor, Indonesia Genjot Produksi Dalam Negeri
Ekbis
Wamendag Sebut Implementasi Perjanjian IC-CEPA Bikin Nilai Perdagangan dengan Cille Naik
Wamendag Sebut Implementasi Perjanjian IC-CEPA Bikin Nilai Perdagangan dengan Cille Naik
Ekbis
Sarana Menara Nusantara (TOWR) Bongkar Strategi Genjot Pendapatan
Sarana Menara Nusantara (TOWR) Bongkar Strategi Genjot Pendapatan
Industri
RI Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi: Bisa Dipakai Bayi, Harga Mulai Rp 300 Juta
RI Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi: Bisa Dipakai Bayi, Harga Mulai Rp 300 Juta
Industri
Ekspor China ke AS Anjlok 33 Persen, Pertumbuhan Perdagangan Melambat
Ekspor China ke AS Anjlok 33 Persen, Pertumbuhan Perdagangan Melambat
Ekbis
Jangan Tertipu! OJK Tegaskan Pemutihan Pinjaman Online Hoaks
Jangan Tertipu! OJK Tegaskan Pemutihan Pinjaman Online Hoaks
Ekbis
Tekan Impor, RI Kini Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi Sendiri
Tekan Impor, RI Kini Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi Sendiri
Industri
Ternyata Ini 6 Penyebab Gen Z dan Milenial Sulit Menabung Menurut Pakar
Ternyata Ini 6 Penyebab Gen Z dan Milenial Sulit Menabung Menurut Pakar
Keuangan
Kata KCI Soal KRL Sempat Tertahan di Stasiun Jatinegara dan Manggarai pada Minggu Malam
Kata KCI Soal KRL Sempat Tertahan di Stasiun Jatinegara dan Manggarai pada Minggu Malam
Ekbis
Prediksi Harga iPhone 17 Pro Max, Air, dan Seri Lainnya
Prediksi Harga iPhone 17 Pro Max, Air, dan Seri Lainnya
Belanja
Mengoreksi Budidaya, Menopang Ekstensifikasi, Mengejar Swasembada Gula
Mengoreksi Budidaya, Menopang Ekstensifikasi, Mengejar Swasembada Gula
Ekbis
Pertumbuhan Ekonomi Jepang 2,2 Persen, tapi Ekspor Turun
Pertumbuhan Ekonomi Jepang 2,2 Persen, tapi Ekspor Turun
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau