Anton menjelaskan, BSI menawarkan solusi bagi masyarakat dengan mendemokratisasi kepemilikan emas di mana dapat dimulai dengan 0,05 gram atau sekitar Rp 100.000 melalui BYOND by BSI.
Adapun hingga Mei 2025 pembiayaan BSI tumbuh 15 persen (yoy). Pertumbuhan tertinggi terjadi di segmen konsumer, terutama pembiayaan berbasis emas, yakni Cicil dan Gadai Emas yang tumbuh 68,68 persen (yoy).
Baca juga: Harga Emas Dunia Cetak Rekor Tertinggi Lagi, Ini Penopangnya
Pembiayaan cicil emas tumbuh 175 persen (yoy) dan ini masuk sebagai pembiayaan yang aman karena memiliki performance bagus dan underlying asset yang solid berupa emas batang.
Setelah fokus pada produk berbasis emas, BSI membuka layanan bullion bank yang peresmiannya dilakukan oleh Presiden Prabowo pada Februari 2025.
Selain BSI cicil emas terdapat produk gadai emas sebagai solusi bagi nasabah yang membutuhkan dana mudah dan cepat, taksiran emas tinggi, biaya lebih murah dan BSI Emas yang merupakan instrumen investasi emas.
"BSI terus mendorong nasabah untuk memiliki emas karena karakteristik emas safe haven dan tahan terhadap inflasi," ungkap Anton.
Baca juga: Harga Emas di Pegadaian 3 September 2025: Galeri24 dan UBS Naik, Antam Turun
Selain itu, BSI juga bekerjasama dengan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) meluncurkan emas batangan BSI Gold seri Emasku BSI yang tersertifikasi SNI dengan karatase 99,99 persen.
Produk ini juga telah memperoleh rekomendasi Kesesuaian Syariah dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Masyarakat dapat memiliki BSI Gold melalui skema pembiayaan BSI Cicil Emas.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini