Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecam Penjarahan Rumah Sri Mulyani, Ekonom Sebut Menkeu Seharusnya Mendapat Perlindungan Setara RI-2

Kompas.com - 05/09/2025, 10:20 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Eksekutif Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menilai Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati seharusnya mendapatkan perlindungan ketat setara dengan wakil presiden atau RI-2.

“Kita semua mengutuk kejadian penjarahan. Dari dulu saya konsisten kritis terhadap menteri keuangan, salah satunya karena menkeu ini kami anggap sebagai RI-2,” ujar Bhima dalam taklimat media di Jakarta, Kamis (4/9/2025), seperti dikutip dari Antara.

Bhima menegaskan, posisi menteri keuangan memegang peran vital dalam menjaga stabilitas fiskal negara. Jalan atau tidaknya program pemerintah hingga kepercayaan investor, menurutnya, sangat bergantung pada kredibilitas seorang menteri keuangan.

Baca juga: Rumahnya Dijarah, Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf...

“Maka dari itu, seharusnya Presiden Prabowo Subianto memberikan perlindungan yang lebih ketat terhadap Sri Mulyani yang menduduki posisi menteri keuangan,” kata Bhima.

Ia khawatir, insiden penjarahan kediaman pribadi Sri Mulyani bisa mempengaruhi pandangan internasional terhadap stabilitas ekonomi-politik di Indonesia.

Selain perlindungan terhadap menkeu, Bhima juga berharap pemerintah segera merespons tuntutan publik agar masalah bisa cepat terselesaikan. Hal ini salah satunya bertujuan untuk menjaga pandangan dunia terhadap Indonesia.

Rumah Sri Mulyani Dijarah

Sebelumnya, rumah pribadi Sri Mulyani di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, menjadi sasaran penjarahan pada Minggu (31/8/2025) dini hari.

Berdasarkan kesaksian warga, penjarahan terjadi dalam dua gelombang. Gelombang pertama berlangsung pukul 01.00 WIB, sementara gelombang kedua pada 03.00 WIB dengan massa yang lebih besar.

Sejumlah saksi menyebut massa bergerak secara terorganisir. Mereka berkumpul sejak pukul 00.30 WIB di depan kompleks Jalan Mandar, lalu masuk setelah menerima aba-aba. Bahkan ada penjarah yang membawa drone untuk memantau situasi.

Sri Mulyani Minta Maaf dan Ajak Bangun Indonesia Bersama

Menanggapi insiden ini, Sri Mulyani menyampaikan permohonan maaf sekaligus berkomitmen melakukan evaluasi.

Dalam pernyataannya di Instagram, Sri Mulyani berterima kasih atas doa dan simpati publik sekaligus mengakui masih banyak kekurangan dalam menjalankan tugas sebagai Bendahara Negara.

“Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Semoga Allah SWT memberkahi dan melindungi Indonesia. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia,” tulis Sri Mulyani melalui akun Instagram @smindrawati, Senin (1/9/2025).

Dia pun mengajak masyarakat untuk tetap berkontribusi secara konstruktif dalam membangun bangsa.

“Mari kita jaga dan bangun Indonesia bersama, tidak dengan merusak, membakar, menjarah, memfitnah, pecah belah, kebencian, kesombongan, dan melukai dan mengkhianati perasaan publik,” kata dia.

Baca juga: Sri Mulyani, Janji Pajak Tidak Naik, dan Lonjakan Utang Baru pada 2026

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau