Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Akhiri Pekan di Zona Merah, Investor Khawatir Perlambatan Ekonomi AS

Kompas.com - 06/09/2025, 06:42 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Pasar saham Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Wall Street ditutup melemah pada perdagangan yang berakhir Jumat (5/9/2025) sore waktu setempat (Sabtu pagi WIB).

Wall Street mengakhir pekan di zona merah setelah laporan pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan memberi jalan kepada kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi AS, bahkan ketika ekspektasi terhadap pemotongan suku bunga Federal Reserve menguat.

Indeks S&P 500 ditutup turun 0,32 persen pada level 6.481,50.

Sementara indeks Nasdaq Composite ditutup turun 0,03 persen dan berada pada level 21.700,39.

Baca juga: OJK: Dampak Demo ke Sektor Pasar Saham Terbatas

Kemudian, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 220,43 poin, atau 0,48 persen, pada 45.400,86.

Ketiga indeks utama telah mencapai rekor tertinggi intraday baru di awal sesi.

Pada puncaknya, indeks pasar umum, Nasdaq yang didominasi saham teknologi, dan Dow Jones yang merupakan blue-chip, masing-masing naik sekitar 0,5 persen, 0,8 persen, dan 0,3 persen.

Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan, perekonomian hanya menambah 22.000 lapangan kerja pada bulan Agustus.

Angka ini lebih rendah dari perkiraan para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones, yaitu 75.000.

Tingkat pengangguran juga naik menjadi 4,3 persen, sesuai dengan ekspektasi.

Laporan tersebut mendukung ekspektasi penurunan suku bunga setidaknya seperempat poin oleh The Fed pada pertemuan akhir bulan ini.

Para pedagang juga mempertimbangkan penurunan suku bunga setengah poin.

Seiring dengan itu, para investor sedang menantikan laporan penggajian nonpertanian bulan Agustus dengan saham-saham yang mencatat rekor baru.

Mereka bertaruh bahwa penurunan suku bunga akan memulihkan perekonomian yang sedang lesu tetapi masih belum dalam bahaya resesi.

Namun demikian, angka ketenagakerjaan terbaru ini, di mana angka penggajian bulan Juni direvisi untuk menunjukkan kehilangan pekerjaan pertama sejak pandemi, mungkin mulai menimbulkan kekhawatiran resesi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau