Ilustrasi impor. Impor barang konsumsi yang merosot jelang Ramadhan 2025 menjadi indikasi bahwa daya beli masyarakat tengah lesu.Pada periode Januari–Juli 2025, APRISINDO mencatat impor sepatu sudah meningkat 26,75 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) ke posisi 707,70 juta dollar AS. Sementara itu, posisi ekspor sepatu pada periode yang sama tumbuh 13,32 persen yoy menjadi 4,47 juta dollar AS.
Baca juga: Menperin: Tarif 19 Persen ke AS Bikin Ekspor Sepatu Olahraga RI Lebih Bersaing
Eddy masih optimistis kinerja ekspor bisa tumbuh lebih baik, targetnya untuk tahun penuh 2025 mencapai 15 persen.
Iklim perdagangan global yang mulai kondusif setelah ditetapkannya tarif Amerika Serikat (AS), serta sejumlah kesepakatan dagang Indonesia seperti IEU-CEPA, dapat menjadi katalis positif yang menjaga kinerja.
Pasalnya, kinerja ekspor ini menjadi penentu besar industri sepatu.
“Selama permintaan terjaga, PHK (pemutusan hubungan kerja) tidak akan terjadi. Malah, kita bisa menambah pekerja,” kata Eddy. (Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: PPh 21 DTP Dinilai Tak Beri Dampak Besar ke Industri Sepatu
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang