NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia menguat dan kembali mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Rabu (1/10/2025) waktu setempat atau Kamis (2/10/2025).
Penguatan harga emas didorong oleh melemahnya dollar Amerika Serikat (AS), serta meningkatnya permintaan terhadap aset aman (safe haven) di tengah kekhawatiran penutupan (shutdown) pemerintah AS dan melemahnya data ketenagakerjaan.
Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot naik tipis 0,1 persen menjadi 3.861,77 dollar AS per ons, setelah sempat menembus rekor baru di level 3.895,09 dollar AS per ons pada sesi sebelumnya.
Baca juga: Harga Emas di Pegadaian 2 Oktober 2025: Galeri24, UBS dan Antam Kompak Naik hingga Rp 48.000
Ilustrasi emas. Menurut data Goldman Sachs, sejak Januari hingga 30 September 2025 lalu saja, harga emas sudah melonjak lebih dari 40 persen.
Harga emas dunia menuju persentase penguatan dua digit selama tiga tahun berturut-turut.
Nah, kenapa harga emas naik sepanjang tahun ini?
Dilansir PBS, Kamis, salah satu penyebab harga emas naik adalah ketidakpastian. Minat membeli logam mulia seperti emas biasanya melonjak ketika investor merasa cemas.
Baca juga: Shutdown Pemerintah AS, Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Lagi
Sebagian besar gejolak ekonomi baru-baru ini bermula dari perang dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Sejak awal tahun 2025, tarif baru yang tinggi yang diberlakukan presiden terhadap barang-barang yang masuk ke AS dari seluruh dunia telah membebani bisnis dan konsumen. Ini mendorong biaya lebih tinggi dan melemahkan pasar tenaga kerja.
Akibatnya, tingkat perekrutan di AS anjlok, sementara inflasi terus meningkat. Tidak cuma itu, semakin banyak konsumen yang menyatakan pesimisme tentang masa depan.
Terbaru, shutdown Amerika Serikat atau penutupan pemerintah saat ini dapat menambah kecemasan tersebut.