Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SPBU Swasta Belum Mau Beli BBM Pertamina, Ini Kata Luhut

Kompas.com - 03/10/2025, 18:36 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan merespons kabar bahwa hingga saat ini belum ada badan usaha swasta yang membeli bahan bakar minyak (SPBU) dari PT Pertamina (Persero).

Luhut mengatakan akan mengecek lebih lanjut mengenai kabar tersebut.

"Saya belum tahu, nanti saya cek," ujar Luhut singkat di Kantor DEN, Jakarta, Jumat (3/10/2025).

Baca juga: Pertamina soal Etanol pada BBM: Sudah Jadi Best Practice di Banyak Negara...

Diberitakan sebelumnya, badan usaha swasta yang mengelola SPBU di Indonesia hingga saat ini belum ada yang membeli BBM dari PT Pertamina (Persero) dalam bentuk base fuel, yaitu bahan bakar murni tanpa campuran aditif.

Vivo dan BP-AKR yang sebelumnya setuju membeli pasokan base fuel dari Pertamina kini membatalkan kesepakatan tersebut.

Sementara itu, Shell belum pernah mencapai kesepakatan business to business (B2B) dengan Pertamina.

Wakil Direktur Utama (Wadirut) PT Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, mengatakan bahwa SPBU swasta menyoroti base fuel Pertamina yang memiliki kandungan etanol sebesar 3,5 persen.

Hal ini membuat badan usaha swasta tidak berkenan.

"Secara regulasi diperkenankan etanol itu sampai jumlah tertentu, kalau tidak salah sampai 20 persen. Sedangkan ini ada etanol 3,5 persen. Nah, ini yang membuat kondisi teman-teman SPBU swasta tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut," ujarnya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10/2025).

Vivo batal beli base fuel Pertamina

Pada kesempatan yang sama, perwakilan Vivo membenarkan bahwa pihaknya membatalkan pembelian base fuel dari Pertamina.

Mulanya, Vivo mau membeli 40.000 barrel base fuel dari Pertamina sejalan dengan saran dari Kementerian ESDM.

Meski saat ini kesepakatan batal, Vivo tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama kembali jika Pertamina bisa memenuhi kualifikasi yang diinginkan.

"Karena ada beberapa hal teknis yang tidak bisa dipenuhi oleh Pertamina, sehingga apa yang sudah kami mintakan itu dengan terpaksa dibatalkan. Tapi tidak menutup kemungkinan kami akan berkoordinasi dengan Pertamina untuk saat-saat mendatang, apa yang kami minta mungkin bisa dipenuhi Pertamina," ungkap dia.

BP-AKR punya berbagai pertimbangan

Sementara itu, Presiden Direktur BP-AKR, Vanda Laura, mengatakan bahwa pihaknya belum bisa membeli base fuel dari Pertamina karena sejumlah pertimbangan, seperti dari sisi compliance dan spesifikasi.

Ia menyebut bahwa dalam pembahasan B2B dengan Pertamina, salah satu yang perlu dipenuhi adalah tambahan dokumen Certificate of Origin, guna memastikan produk tersebut tidak berasal dari negara yang diembargo secara internasional.

"Ini penting untuk kami, karena salah satu shareholder kami kan bergerak atau mempunyai bisnis di lebih dari 70 negara. Jadi kami pun juga perlu mengadopsi standar atau hukum internasional. Di sini di mana kami juga mengurangi risiko akan trade sanction," jelas dia.

Shell masih koordinasi internal

Sedangkan President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian, menyampaikan bahwa hingga kini pihaknya belum memutuskan pembelian base fuel dari Pertamina.

Ia bilang, saat ini masih dalam koordinasi dengan internal, tetapi Shell juga tetap melakukan pembahasan B2B dengan Pertamina terkait arahan pemerintah untuk memasok BBM dari Pertamina.

"Pertamina bersedia menyediakan produk dalam bentuk base fuel dan kami sangat mengapresiasi hal tersebut. Saat ini kami masih dalam pembahasan B2B sesuai dengan anjuran dari Bapak Menteri, terkait pasokan impor base fuel saat ini sedang berlangsung," ujar Ingrid.

Baca juga: Gara-gara Etanol, Vivo dan BP-AKR Batal Beli BBM Base Fuel Pertamina

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau