JAKARTA, KOMPAS.com – Pameran Minerba Convex 2025 tak hanya menampilkan kemegahan industri tambang nasional, tetapi juga membuka ruang dialog tentang pertambangan yang berkelanjutan dan berpihak pada masyarakat.
Salah satu sudut yang ramai dikunjungi datang dari booth tambang emas PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), perusahaan tambang emas nasional yang mengusung tema "Resiliensi Menuju Keberlanjutan".
Di ruang berukuran 3x3 meter itu, pengunjung diajak memahami bagaimana praktik "Good Mining Practice" diterapkan, mulai dari pengelolaan lahan hingga pemberdayaan masyarakat lingkar tambang.
“Dalam pameran kali ini, kami menampilkan beragam kegiatan yang dilakukan sebagai wujud komitmen perusahaan pada keberlanjutan,” ujar Head of Corporate Communications J Resources, Fera Prajitno, dalam keterangannya, dikutip Senin (20/10/2025).
Lewat tampilan batuan asli dari Tambang Bakan milik PT J Resources Bolaang Mongondow (JRBM), pengunjung dikenalkan pada proses pengolahan emas dan cara perusahaan meminimalkan dampak lingkungan.
Baca juga: Komitmen pada Tambang Berkelanjutan, Begini Upaya Merdeka Copper Gold Dukung Pencapaian SDGs
Panel edukatif juga menjelaskan bagaimana reklamasi dan konservasi berjalan berdampingan dengan aktivitas produksi.
Pendekatan edukatif ini menarik banyak perhatian pengunjung yang datang dari latar belakang berbeda.
“Banyak yang awalnya hanya penasaran, tapi setelah berbincang, mereka jadi paham bahwa tambang bisa dikelola dengan hati dan tanggung jawab,” kata Hanif, salah satu engineer J Resources.
Presiden Direktur JRBM, Anang Rizkani Noor, menilai penting bagi pelaku industri untuk membuka akses informasi kepada publik agar pertambangan tidak lagi dianggap tertutup.
“Booth ini merefleksikan semangat kami untuk terus berkontribusi melalui pertambangan yang bertanggung jawab,” ujarnya.
Selama dua tahun terakhir, perusahaan ini tercatat memperoleh penghargaan Subroto Award dan Proper Hijau atas pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan lingkungan. Namun, menurut Anang, yang paling penting bukanlah penghargaannya, melainkan dampak nyata bagi masyarakat di sekitar tambang.
Baca juga: Ada 1.517 Tambang Ilegal di Indonesia, Terbanyak di Sumut
Sebagai informasi, Pameran Minerba Convex 2025 sendiri diikuti ribuan peserta dan dihadiri lebih dari 8.000 pengunjung selama dua hari pelaksanaan. Acara ini dibuka oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, yang menekankan pentingnya hilirisasi mineral dan tata kelola pertambangan yang berkeadilan.
“Kita tidak boleh hanya menggali, tapi juga mengolah. Hasil tambang harus memberi nilai tambah bagi rakyat Indonesia,” kata Bahlil.
Ia juga menyoroti pentingnya pemberantasan penambangan tanpa izin (PETI) serta transformasi menuju praktik pertambangan yang lebih berkelanjutan.
Dalam salah satu sesi panel, Direktur Pembinaan Pengusahaan Minerba, Muhamad Cecep Yasin, menegaskan bahwa tata kelola dan partisipasi masyarakat merupakan fondasi masa depan industri tambang.
“Pemberantasan PETI tidak cukup dengan regulasi. Diperlukan keterlibatan aktif masyarakat dan dunia usaha,” ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang