BrandzView
Konten ini merupakan Kerjasama Kompas.com dengan Standard Chartered

Diversifikasi Instrumen Global Kunci Jaga dan Kembangkan Kekayaan di Tengah Dinamika Ekonomi Dunia

Kompas.com - 23/10/2025, 15:48 WIB
ADW,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Perekonomian di kawasan Asia-Pasifik diperkirakan tetap tumbuh positif sebesar 4,8 persen pada 2025 dan 4,5 persen pada 2026, sebagaimana laporan Asian Development Outlook (ADO) September 2025 yang dirilis Asian Development Bank (ADB).

Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi dunia yang diproyeksikan 3,2 persen dalam World Economic Outlook International Monetary Fund (IMF) October 2025 dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Economic Outlook Interim Report September 2025.

Kondisi itu turut berpengaruh terhadap pertumbuhan kelas affluent atau individu dengan kekayaan tinggi (high-net-worth individuals/HNWI). Di Indonesia, pertumbuhan kelas ini cukup pesat.

Data Knight Frank Wealth Report 2024 menunjukkan bahwa Indonesia mengalami pertumbuhan jumlah HNWI sebesar 4,2 persen pada 2023. Angka ini sejalan dengan rata-rata global.

Pada lima tahun ke depan, jumlah HNWI di Indonesia diperkirakan meningkat sebesar 34 persen. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 28 persen selama periode yang sama.

Baca juga: IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia 2025 Jadi 4,5 Persen, tapi Waspadai Ketegangan AS-China

Head of Affluent Segment, Distribution, and Wealth Solution Standard Chartered Indonesia Tandy Cahyadi mengatakan bahwa tren tersebut berkorelasi dengan peningkatan kebutuhan solusi pengelolaan kekayaan secara efektif.

Apalagi, kawasan Asia, termasuk Indonesia, diprediksi akan menjadi salah satu pasar utama yang menyumbang pertumbuhan terbesar. Hal ini disebabkan oleh ekonomi yang terus berkembang dan perubahan gaya hidup konsumen yang semakin berorientasi pada investasi yang lebih cerdas dan terdiversifikasi.

Tandy melanjutkan, baik di tingkat global maupun lokal, kelas affluent memiliki tujuan yang sama terkait kekayaan mereka, yakni menjaga, mengembangkan, dan mewariskan kekayaan yang dimiliki.

Head of Affluent Segment, Distribution, and Wealth Solution Standard Chartered Indonesia, Tandy Cahyadi.DOK. STANDARD CHARTERED INDONESIA Head of Affluent Segment, Distribution, and Wealth Solution Standard Chartered Indonesia, Tandy Cahyadi.

Meski demikian, ia tidak menampik bahwa kondisi geopolitik global yang serba-tidak-pasti memberikan tantangan pada pengelolaan kekayaan (wealth management).

Untuk menghadapi dinamika global tersebut, lanjutnya, para investor kelas atas membutuhkan pengelolaan kekayaan dengan strategi jangka panjang, tidak sekadar mencari produk investasi saja.

"Mengelola kekayaan yang ada tentunya sangat penting. Akan tetapi, hal yang lebih krusial adalah mengembangkannya dan merencanakan bagaimana kekayaan itu bisa diwariskan kepada generasi berikutnya. Itu adalah inti dari wealth management di era yang penuh dinamika ini," ujar Tandy dalam sesi wawancara bersama media, termasuk Kompas.com, Kamis (2/10/2025).

Baca juga: Standard Chartered Gandeng Fintech Percepat Transformasi Digital Bisnis Treasury dan Korporasi

Perlu diversifikasi instrumen investasi

Tandy menjelaskan, dalam berinvestasi untuk keuntungan jangka panjang, terdapat tiga strategi terstruktur yang bisa diterapkan, yaitu pembagian portofolio menjadi tiga alokasi.

Foundation portfolio untuk jangka panjang, tactical asset allocation yang disesuaikan dengan perkembangan pasar dan didiversifikasi berdasarkan kelas aset, geografi dan sektor, serta opportunistic strategy untuk memanfaatkan peluang jangka pendek," ujar Tandy.

Selain strategi dasar portofolio, diversifikasi internasional juga merupakan langkah penting untuk memitigasi risiko.

Tandy menjelaskan, diversifikasi investasi ke pasar global merupakan salah satu langkah mitigasi risiko. Pasalnya, investasi internasional memberikan kesempatan untuk memperluas cakupan portofolio dan mengurangi risiko konsentrasi serta memberikan peluang pengembangan aset yang mata uangnya sama dengan mata uang arus kas yang diperlukan oleh investor.

"Dengan semakin banyak instrumen investasi global yang dapat diakses, sangat penting untuk memiliki panduan dalam memilih pasar dan sektor yang tepat," tambah Tandy.

Baca juga: Standard Chartered Indonesia Raih Predikat Highly Commended Best Wealth Manager 2025

Di sisi lain, Tandy juga mengingatkan bahwa diversifikasi investasi ke pasar global juga bergantung pada sejumlah aspek. Salah satunya adalah arus kas nasabah.

Menurutnya, nasabah yang memiliki arus kas dalam mata uang asing (valas) memiliki potensi risiko yang lebih rendah saat berinvestasi di pasar global.

Sebab, mereka tidak perlu khawatir terhadap fluktuasi nilai tukar sehingga diversifikasi internasional bisa dimanfaatkan secara lebih optimal untuk menyeimbangkan portofolio dan memitigasi risiko.

“Jika memiliki arus kas dalam dollar AS dan ingin berinvestasi dalam valas tersebut, tidak ada risiko nilai tukar. Namun, kalau arus kas (hanya punya) rupiah, tetapi (tetap) ingin berinvestasi menggunakan valas, eksposur kurs harus dikelola,” paparnya.

Dengan mendiversifikasi investasi di berbagai pasar internasional, nasabah dapat mengurangi risiko dan mengoptimalkan pengembangan kekayaannya.

Solusi wealth management terstruktur dari Standard Chartered

Sebagai salah satu bank internasional terkemuka, Standard Chartered Indonesia hadir untuk menavigasi dan sekaligus memberikan solusi wealth management yang terintegrasi bagi nasabah affluent.

Dengan pengalaman lebih dari 160 tahun di Indonesia, Standard Chartered menggabungkan wawasan global dengan pemahaman lokal yang mendalam untuk menghadirkan rekomendasi investasi serta produk yang relevan, terdiversifikasi, dan sesuai dengan kebutuhan nasabah.

Selain di Indonesia, Tandy menjelaskan bahwa Standard Chartered memiliki jaringan kantor di berbagai negara yang memperluas wawasan dan akses global bagi nasabah.

Sebagai salah satu bank internasional terkemuka, Standard Chartered Indonesia hadir untuk menavigasi dan memberikan solusi wealth management yang terintegrasi bagi nasabah affluent.DOK. STANDARD CHARTERED INDONESIA Sebagai salah satu bank internasional terkemuka, Standard Chartered Indonesia hadir untuk menavigasi dan memberikan solusi wealth management yang terintegrasi bagi nasabah affluent.

“Standard Chartered beroperasi di banyak negara sehingga kami memiliki kolega di banyak negara, seperti Inggris, Singapura, dan Dubai. Kami juga memiliki layanan consumer dan corporate banking secara global. Hal ini menjadi nilai tambah karena kami dapat menghubungkan nasabah ke peluang investasi internasional,” ucapnya.

Salah satu produk unggulan yang ditawarkan Standard Chartered Indonesia untuk mendukung investasi internasional adalah fitur Online Mutual Funds yang dapat diakses melalui aplikasi SC Mobile.

Fitur itu memudahkan nasabah untuk berinvestasi pada berbagai instrumen keuangan, baik di pasar domestik maupun internasional, serta sekaligus mendukung diversifikasi portofolio secara lebih optimal dan efisien.

Meskipun telah memiliki berbagai solusi digital yang mempermudah pengelolaan investasi, Tandy menegaskan bahwa nasabah tetap membutuhkan advisory yang disesuaikan dengan tujuan pribadi mereka.

“Teknologi memang membantu efisiensi dan transparansi, tetapi human touch tidak boleh dihilangkan. Nasabah affluent memiliki kebutuhan yang unik dan kompleks sehingga tetap memerlukan advisory langsung dari Relationship Manager atau penasihat profesional,” ujarnya.

Dengan kombinasi antara keahlian lokal dan global serta teknologi, Standard Chartered dapat memberikan advisory yang personal dan menyeluruh sesuai kebutuhan kelas affluent.

Baca juga: Peluang Investasi di Tengah Ketidakpastian Menurut Standard Chartered

Usung prinsip "Today, Tomorrow, Forever"

Untuk menjawab kebutuhan nasabah affluent, termasuk di Indonesia, Standard Chartered mengadopsi prinsip “Today, Tomorrow, Forever” sebagai bagian dari layanan SC Wealth Select.

Pendekatan itu dirancang untuk memberikan solusi wealth management yang disesuaikan dengan kebutuhan individu dan terintegrasi sehingga strategi investasi dapat disesuaikan dengan setiap fase kehidupan nasabah.

“Prospek wealth management di Indonesia tetap positif, seiring dengan basis investor yang semakin luas dan beragam secara global. Di sisi lain, kompleksitas produk investasi yang meningkat membuat kebutuhan akan advisory terintegrasi menjadi semakin penting,” kata Tandy.

Ia kemudian menjelaskan bahwa prinsip “Today, Tomorrow, Forever” memberikan panduan menyeluruh bagi nasabah dalam mengelola kekayaan mereka. “Today” berfokus pada kebutuhan finansial jangka pendek, seperti biaya hidup, pendidikan anak, dan perlindungan asuransi.

“Tomorrow” menitikberatkan pada tujuan jangka panjang melalui portofolio yang terdiversifikasi.

Sementara itu, “Forever” berfokus pada perencanaan warisan dan filantropi agar kekayaan dapat diwariskan secara berkelanjutan ke generasi berikutnya.

Dengan pendekatan tersebut, Standard Chartered memastikan nasabah affluent dapat menavigasi dunia investasi dengan percaya diri, meskipun pasar dan kondisi ekonomi global terus berubah.


Terkini Lainnya
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
Keuangan
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
Cuan
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Ekbis
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau