Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Purbaya: Ketergantungan Pihak Asing di Coretax Perlu Diputus

Kompas.com - 26/10/2025, 09:30 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan, ketergantungan pemerintah pada pihak asing dalam pengelolaan sistem administrasi perpajakan Coretax perlu diputus. Hal ini disampaikan setelah evaluasi terhadap sistem senilai Rp 1.228 triliun yang dikembangkan konsorsium LG CNS-Qualysoft.

Menurut Purbaya, kualitas pekerjaan konsorsium asal Korea Selatan itu jauh dari standar profesional. Ia menyoroti programmer yang ditugaskan untuk menggarap Coretax diduga lulusan sekolah menengah atas (SMA).

"Komentarnya lucu deh, begitu mereka dapat source code-nya, dilihat sama orang saya, dia bilang, 'wah ini programmer tingkat baru lulusan SMA'," kata Purbaya di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Sabtu (25/10/2025).

Baca juga: Purbaya Akui Salah Target, Perbaikan Coretax Tersendat karena Kontrak

Masalah yang sering muncul di Coretax antara lain tidak bisa login, timeout, blank, hingga session nyasar ke halaman lain. Meski sejumlah kendala sudah diperbaiki, Purbaya menilai perbaikan sistem yang dilakukan LG masih jauh dari harapan.

"Jadi yang dikasih ke kita bukan orang jago-jagonya kelihatannya. Jadi ya Indonesia sering dikibuli asing," ujarnya.

Dalam evaluasinya, Purbaya menyampaikan empat poin perbaikan utama: penyelesaian problem kritis, perbaikan aplikasi, pemutakhiran keamanan dan infrastruktur, serta perbaikan nonteknis.

Dari sisi problem teknis, sejumlah kendala pengguna seperti e-faktur dan e-bupot kini sudah banyak teratasi.

"Problem teknis yang selama ini sering dialami pengguna sehingga tidak bisa bekerja sudah cukup banyak teratasi, sesuai target awal," kata Purbaya, Jumat (24/10/2025).

Baca juga: Purbaya Ungkap Programmer Coretax dari LG Sekelas Lulusan SMA

Namun, perbaikan menyeluruh sistem yang dibangun selama empat tahun memerlukan waktu lebih dari satu bulan. Purbaya menegaskan, perbaikan saat ini bersifat sementara dan difokuskan untuk pengguna aktif yang sangat tergantung Coretax.

Dari sisi keamanan dan infrastruktur, sistem sudah memadai namun perlu disederhanakan dan diperbarui dengan teknologi terbaru.

Purbaya menambahkan, pemerintah ke depan akan memperkuat tim teknologi informasi lokal agar pengelolaan Coretax bisa sepenuhnya dikerjakan tenaga Indonesia.

"Adanya ketergantungan pada pihak asing, nanti ke depan akan kita putus, apalagi kalau kualitas jelek seperti itu. Jadi, pada dasarnya, orang Indonesia punya kemampuan, dan kita akan memanfaatkan itu dengan serius ke depan," tegasnya.

Baca juga: Akui Waktu Sebulan Tak Cukup untuk Benahi Coretax, Purbaya: Gue Salah ...

Manajer Riset Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Fajry Akbar menilai, sejak awal peluncuran 1 Januari 2025, performa Coretax memang dinilai lamban dan tidak stabil. Pergantian pejabat di Kemenkeu maupun Direktorat Jenderal Pajak belum membawa perubahan signifikan.

"Dirjennya sudah ganti, Menterinya sudah ganti, tapi masalahnya tidak ganti-ganti," ujar Fajry.

Meski begitu, Purbaya menyatakan ada kemajuan signifikan. Ia yakin begitu kode sistem sepenuhnya berada di tangan pemerintah, proses perbaikan dapat dilakukan lebih cepat. Purbaya bahkan mempertimbangkan untuk memutus kontrak dengan LG dan memaksimalkan kemampuan pengembang lokal.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau