JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta badan usaha SPBU swasta untuk tidak memaksakan kehendak terkait pengadaan bahan bakar minyak (BBM).
Hal ini menyusul kurangnya pasokan BBM pada SPBU swasta sejak akhir Agustus 2025, bahkan saat ini sejumlah SPBU sudah mengalami kekosongan stok.
"Jangan swasta memaksakan kehendak gitu loh. Apalagi SPBU-SPBU ini kan, gitu. Jangan dikirain kita enggak paham, seperti orang Papua bilang, 'adek kau baru mau tulis, kakak sudah baca'," ucap Bahlil acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Baca juga: Kuota Impor BBM Swasta 2026 Dipertahankan, Tetap 10 Persen di Atas 2024
Ilustrasi bahan bakar minyak (BBM)Namun kuota itu saat ini sudah habis, di mana pemerintah mengarahkan SPBU swasta untuk membeli base fuel atau BBM murni dari Pertamina yang masih memiliki kuota impor tahun ini.
Pembahasan transaksi base fuel itu pun dilakukan secara business to business (B2B) antara badan usaha swasta dan Pertamina.
Badan usaha swasta sempat menyoroti base fuel Pertamina yang mengandung etanol 3,5 persen.
Baca juga: ESDM: Pasokan BBM SPBU Swasta Tiba Akhir Oktober, Kapal Sudah Bergerak ke Indonesia
Meski kandungannya relatif kecil, keberadaan etanol itu tetap menjadi alasan SPBU swasta belum berminat memasok BBM dari Pertamina.
Meski begitu, Bahlil memastikan saat ini pembahasan B2B masih berjalan antara Pertamina dan badan usaha swasta. Ia bilang, Pertamina siap memenuhi kebutuhan BBM SPBU swasta.