Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Heran Netizen Tak Percaya Kementan “Banting Tulang” Turunkan Harga Pupuk

Kompas.com - 31/10/2025, 14:40 WIB
Suparjo Ramalan ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menyindir sebagian warganet yang meragukan kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menurunkan harga pupuk subsidi.

Ia mengaku heran karena ada yang tidak percaya ketika pemerintah bekerja keras menurunkan harga, tetapi langsung percaya saat harga naik.

“Kita fokus sekarang ini pada HET. Bayangkan, netizen bilang ‘aku tidak percaya pupuk turun’, padahal kita sudah kerja keras siang malam, banting tulang. Tapi kalau harga naik, langsung percaya,” ujar Amran saat konferensi pers di Gedung Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Jumat (31/10/2025).

Baca juga: Perangi Mafia Pupuk, Mentan Amran Akui Diserang secara Pribadi: Negara Tak Boleh Kalah

Ia juga menyoroti sikap sebagian warganet yang meragukan target swasembada pangan yang tengah dikejar pemerintah.

Masih banyak pihak yang ragu ketika pemerintah berupaya meningkatkan produksi dalam negeri, tetapi mudah percaya jika muncul isu impor.

Menurutnya, pola pikir seperti itu harus diubah karena bisa menggerus kepercayaan publik terhadap pemerintah.

Ia menegaskan pentingnya menjaga reputasi pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yang tengah berupaya memperkuat sektor pertanian dan peternakan nasional.

“Ini soal menjaga reputasi pemerintah di bawah pimpinan Pak Prabowo. Kita harus tegas, harus bertindak cepat, karena kita harus menjaga petani dan peternak kita, 160 juta orang yang bergantung pada sektor pertanian,” ucap Amran.

Lebih jauh, Amran juga mengaku mendapat serangan pribadi dari pihak-pihak yang terganggu oleh kebijakan memberantas praktik mafia pupuk di sektor pertanian di Tanah Air.

Meski begitu, ia memastikan tidak akan mundur sedikit pun dan melanjutkan perang melawan mafia yang selama ini merugikan petani.

Setelah pemerintah menindak tegas para pelanggar, banyak pihak yang berusaha menghubunginya untuk meminta keringanan atau pengampunan.

Namun, Amran menyebut tidak memberi ampun kepada siapa pun yang terbukti menzalimi petani.

Menurutnya, sudah terlalu lama petani dirugikan oleh praktik mafia pupuk yang bermain di balik kebijakan dan distribusi.

Bahkan, ia mengaku ada pihak-pihak yang menyerangnya secara pribadi sebagai bentuk tekanan agar kebijakan tegas itu dilunakkan.

“Bahwa banyak yang hubungi kami, permintaan ‘bisa nggak diampuni?’, enggak enggak, sudah berapa lama zolimi petani. Bahkan menggunakan orang menyerang kami secara pribadi. Enggak, enggak ini harus kita lawan, ini tidak boleh diberi kesempatan oke,” katanya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau