JAKARTA, KOMPAS.com - Stok beras nasional yang dikelola Perum Bulog mencapai 3,9 juta ton per 27 Oktober 2025. Namun, mutu dan kualitasnya jadi sorotan DPR RI.
Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, menyebut pentingnya menjaga kualitas beras Bulog agar tetap layak dikonsumsi masyarakat.
Dalam kunjungan kerja ke Gudang Bulog Batubulan, Gianyar, Bali, Titiek mengingatkan agar Bulog tidak hanya fokus pada besarnya volume cadangan, tetapi juga pada mutu beras yang disalurkan.
Baca juga: Mentan Amran Sebut Harga Beras di 225 Daerah Sudah Turun
Ilustrasi beras.Stok beras yang terlalu lama disimpan berisiko menurunkan kualitas dan harus segera disalurkan agar tidak menumpuk di gudang.
"Kami ingin agar pencapaian stok beras nasional yang tinggi ini juga dibarengi dengan kualitas yang baik. Beras yang sudah lama disimpan sebaiknya segera disalurkan, sementara yang mutunya menurun bisa dicampur dengan beras berkualitas lebih baik agar tetap layak untuk program bantuan,” ujar Titiek Rabu (29/10/2025).
Menanggapi hal itu, Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sarwo Edhy, mengatakan perhatian Komisi IV DPR, khususnya arahan Titiek, menjadi dorongan positif bagi pemerintah untuk memperkuat tata kelola logistik pangan.
Ia menyebut perputaran stok maksimal enam bulan adalah langkah ideal agar beras yang diterima masyarakat tetap dalam kondisi terbaik.
Baca juga: Bansos Beras dan Minyakita Mulai Disalurkan Pemerintah
“Arahan Ibu Titiek agar stok beras tidak terlalu lama disimpan merupakan masukan yang konstruktif dan selaras dengan upaya Bapanas menjaga kualitas beras secara nasional,” ucap Sarwo Edhy.
“Perputaran stok maksimal enam bulan adalah langkah ideal agar masyarakat menerima beras dalam kondisi terbaik,” paparnya.
Lebih lanjut, Sarwo menjelaskan Bapanas terus memperkuat koordinasi dengan Bulog untuk mempercepat penyaluran beras, baik melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) maupun bantuan pangan alias bantuan sosial (bansos) beras.