Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ija Suntana
Dosen

Pengajar pada Program Studi Hukum Tata Negara UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Ibadah Haji dan Permainan Kotor Global

Kompas.com - 02/06/2025, 06:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

NYARIS terjadi di hampir semua kawasan, saat ini dunia sedang diwarnai kekerasan dan manipulasi geopolitik.

“Kolonialisme modern” sedang dipraktikkan oleh sejumlah negara adikuasa dalam bentuk perburuan sumber daya alam dan perlombaan dominasi, yang tak kalah destruktif dibanding kolonialisme klasik.

Praktik penjajahan tidak berhenti. Terus mengalir dan berjalan. Yang berubah hanyalah metode, sedangkan nafsu dominasi tetap sama dan bahkan makin menguat.

Dunia internasional berada dalam paradoks. Betapa sering narasi idealisme global berkumandang bahwa semua pihak harus menjunjung tinggi HAM, demokrasi, dan kesetaraan.

Namun, kebalikan dari itu semua, justru kekuatan-kekuatan adidaya sedang memperbarui praktik kolonial dalam versi halus.

Kolonialisme tidak lagi datang dengan sejumlah pasukan militer yang membawa panser dan meriam, tetapi dengan dominasi dan monopoli.

Baca juga: Optimisme dari Luka: Paradoks Harapan dan Kecemasan Rakyat Indonesia

 

Aliansi internasional menjelma menjadi tangan tak kasat mata untuk menciptakan ketergantungan ekonomi dan politik negara-negara berkembang dan negara-negara adidaya terlibat dalam konflik di kawasan strategis demi kendali atas jalur energi.

“Protes suci”

Dalam dunia yang terkepung oleh perburuan sumber daya alam dan dominasi adikuasa, dunia memerlukan “lorong sunyi” yang menyambungkan kembali kesadaran global yang telah terputus.

Kesadaran yang dimaksud adalah bahwa masyarakat dunia tidak berhak saling menindas, makhluk setara, dan saling membutuhkan. Kesadaran itulah yang ditawarkan oleh ibadah haji.

Ibadah haji adalah cermin kritis untuk kesadaran global. Haji bukan hanya ritual, melainkan “protes suci” terhadap sistem dunia yang pincang, penuh ambisi, dan cenderung bengis.

Haji bukan sekadar ibadah, melainkan unjuk rasa suci terhadap sistem dunia yang timpang secara jomplang.

Esensi terdalam ibadah haji meniadakan dominasi yang kini menjadi penyakit kronis dan akut dunia internasional.

Haji bukan “pelarian religius”, melainkan ritus revolusioner yang mengumandangkan gagasan agung bahwa dunia global harus dibangun di atas persamaan dan penghormatan pada martabat semua warga dunia.

Di Arafah nanti, jutaan orang duduk dalam kekhusyukan doa massal. Tanpa senjata dan tanpa pidato politik yang memprovokasi.

Ini adalah simbol nyata dari dunia yang diimpikan, yaitu dunia tanpa agresor, tanpa pengungsi yang mengenaskan dalam trauma dan ketakutan, tanpa nuklir, tanpa ledakan bom, dan tanpa penyanderaan.

Baca juga: Kejujuran dan 100 Hari Kerja Kepala Daerah

Halaman:


Terkini Lainnya
Tambang Nikel di Pulau Batang Pele Raja Ampat Ada di Hutan Lindung
Tambang Nikel di Pulau Batang Pele Raja Ampat Ada di Hutan Lindung
Nasional
Pemerintah Sebut Tambang Nikel Pulau Kawei Raja Ampat Melebihi Batas
Pemerintah Sebut Tambang Nikel Pulau Kawei Raja Ampat Melebihi Batas
Nasional
Menteri LH: Izin Lingkungan Tambang Raja Ampat Diterbitkan Bupati pada 2006
Menteri LH: Izin Lingkungan Tambang Raja Ampat Diterbitkan Bupati pada 2006
Nasional
Pemerintah Perkarakan Pencemaran Pulau Manuran Raja Ampat ke Ranah Hukum
Pemerintah Perkarakan Pencemaran Pulau Manuran Raja Ampat ke Ranah Hukum
Nasional
Anggota DPR Sebut Tambang Ilegal Papua Dibekingi Aparat, TNI: Laporkan!
Anggota DPR Sebut Tambang Ilegal Papua Dibekingi Aparat, TNI: Laporkan!
Nasional
Sejumlah Jemaah Haji RI Tak Dapat Tenda, Ketua PPIH Minta Maaf
Sejumlah Jemaah Haji RI Tak Dapat Tenda, Ketua PPIH Minta Maaf
Nasional
Penulis Ulang Sejarah RI: Tone Positif Tak Berarti Gelapkan Hal Jelek
Penulis Ulang Sejarah RI: Tone Positif Tak Berarti Gelapkan Hal Jelek
Nasional
Urus Udara Jakarta yang Memprihatinkan, Menteri LH Belum ke Raja Ampat
Urus Udara Jakarta yang Memprihatinkan, Menteri LH Belum ke Raja Ampat
Nasional
Dukung Penutupan Tambang Nikel di Raja Ampat, Lamhot Sinaga: Keindahan Alam dan Kekayaan Hayati Harus Dilestarikan
Dukung Penutupan Tambang Nikel di Raja Ampat, Lamhot Sinaga: Keindahan Alam dan Kekayaan Hayati Harus Dilestarikan
Nasional
Eks Kepala PPATK Salut Djaka Budi Utama Terima Jabatan Dirjen Bea Cukai
Eks Kepala PPATK Salut Djaka Budi Utama Terima Jabatan Dirjen Bea Cukai
Nasional
Menteri LH Perlihatkan Foto Tambang di Raja Ampat, Begini Kondisinya
Menteri LH Perlihatkan Foto Tambang di Raja Ampat, Begini Kondisinya
Nasional
Menteri LH: Pantai Pulau Manuran Raja Ampat Keruh karena Tambang Nikel
Menteri LH: Pantai Pulau Manuran Raja Ampat Keruh karena Tambang Nikel
Nasional
Perusahaan Fashion Irlandia Gugat Merk “Primark” Milik Warga Gambir
Perusahaan Fashion Irlandia Gugat Merk “Primark” Milik Warga Gambir
Nasional
Letak Pulau Gag di Raja Ampat yang Disorot karena Tambang Nikel
Letak Pulau Gag di Raja Ampat yang Disorot karena Tambang Nikel
Nasional
Pemerintah Tinjau Kembali Persetujuan Lingkungan 4 Tambang di Raja Ampat
Pemerintah Tinjau Kembali Persetujuan Lingkungan 4 Tambang di Raja Ampat
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau