SOLO, KOMPAS.com - Busi pada sepeda motor berperan penting mendukung sistem pengapian pada mesin bakar. Sehingga, motor bisa mencapai tenaga optimal.
Karena itu, bila busi sudah tidak mampu memercikan bunga api dengan baik, maka harus diganti.
Umumnya, busi memiliki usia pakai. Sehingga disarankan mengganti setiap mencapai jarak tempuh tertentu. Namun bisa saja busi mati sebelum waktunya karena beberapa faktor penyebab.
Gio, pemilik bengkel sepeda motor Giovani Motor Cawas Klaten mengatakan, busi pada motor bisa dilakukan setiap 8.000 Km atau 8 bulan berdasarkan buku pedoman perawatan.
Baca juga: Tak Cuma Busi, Ini Faktor Lain Penyebab Mesin Mobil Pincang
“Tapi mungkin saja lebih cepat mati, pasalnya di lapangan kerap dijumpai busi mati sebelum waktunya, jadi ketika sudah ada tanda-tanda busi jelek juga bisa diganti,” ucap Gio kepada Kompas.com, Sabtu (1/11/2025).
Umumnya, penyebab busi motor mati disebabkan terjadinya pembakaran tidak sempurna. Sementara pemicunya bisa beragam seperti basah, mesin sudah aus, dan sebagainya.
“Misal busi kena air, seperti sehabis menerjang banjir, atau kehujanan, air akan menjadi penghantar listrik, sehingga percikan bunga apinya kecil, ini bikin pembakaran tidak sempurna dan akhirnya merusak busi,” ucap Gio.
Baca juga: Cara Mengatasi Motor Brebet Akibat BBM Buruk
Banyak Tangki Berkarat dan Motor ?Brebet?, Benarkah karena Etanol di BBM?Kualitas bahan bakar juga menentukan kesempurnaan pembakaran. Misal motor pakai bensin kotor atau mengandung zat asing seperti air atau partikel kasar, akan membuat mesin brebet.
Pembakaran tidak sempurna sendiri bakal menghasilkan sisa karbon lebih banyak, sehingga busi jadi cepat kotor seperti adanya kerak karbon dan jelaga.
Hal serupa juga bisa terjadi, ketika di dalam ruang bakar terdapat oli yang ikut terbakar. Hal itu akan membuat ujung busi lebih cepat kotor dan mati.
Baca juga: Ingat Lagi Ruginya Menggunakan Busi Palsu
Ilustrasi busi mobil“Selain itu, elektroda busi juga bisa aus atau menipis, sehingga akan membuat celah busi menjadi lebih besar dan menghasilkan bunga api kecil, ini bisa disetel tapi bila sudah parah tetap harus ganti,” ucap Gio.
Busi yang beredar di pasaran juga cukup beragam kualitasnya. Bila yang digunakan busi kualitas rendah atau tiruan, maka usia pakainya akan jauh lebih pendek.
“Saran saya sih pakai busi genuine yang lebih terjamin kualitasnya, meski mereknya bisa Denso atau NGK, tapi yang dipasarkan oleh diler resmi lebih terjamin, atau bisa juga pilih bengkel terpercaya,” ucap Gio.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang