Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Inspiratif Pasutri di Kulon Progo, Lulus dari PKH Berkat Bertani Pepaya

Kompas.com - 23/07/2025, 06:00 WIB
Dani Julius Zebua,
Ferril Dennys

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Perjalanan hidup pasangan suami istri Supriyono (59) dan Murjiyah (57) menunjukkan bahwa usaha tak pernah mengkhianati hasil.

Berawal dari penerima bantuan pemerintah, kini mereka mandiri secara ekonomi berkat bertani pepaya dan beternak kambing di Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mereka membuktikan bahwa hasil dari pertanian bisa memberi harapan baru.

Pasutri ini kini meraup penghasilan antara Rp 300.000 hingga Rp 500.000 per pekan dari penjualan pepaya.

“Ya kemarin itu (bahkan) satu tahun yang lalu itu setahun dapat (penghasilan Rupiah) 10 juta,” kata Murjiyah di ujung telepon, Selasa (22/7/2025).

Baca juga: Kasus Guru Madin Demak Ahmad Zuhdi Berakhir Damai, Polres Sayangkan Sesuatu

Keberhasilan itu membuat mereka berani mengundurkan diri dari Program Keluarga Harapan (PKH).

Dari Penerima Bantuan Jadi Petani Mandiri

Awalnya, Supriyono hanya bekerja sebagai buruh bangunan dengan penghasilan Rp 100.000 per hari, itupun jika ada pekerjaan.

Murjiyah adalah ibu rumah tangga penuh waktu. Dengan tiga anak yang perlu dibiayai, mereka sempat menjadi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH.

Bantuan pemerintah yang mereka terima berupa uang tunai, sangat membantu kebutuhan pendidikan anak-anak serta akses layanan kesehatan dan sosial.

Kini dua anak mereka sudah mandiri, dan satu masih duduk di bangku SMA kelas 10.

“Hanya satu yang masih sekolah, sekarang SMA (kelas 10),” jelas Murjiyah.

Seiring waktu, mereka bangkit. Murjiyah menjadi petani pepaya. Supriyono tetap bekerja di kota sebagai buruh bangunan, namun turut membantu mengelola kebun setelah pulang kerja.

Mereka menyewa tanah kas desa seluas 2.000 meter persegi dan mulai menanam pepaya sejak tiga tahun lalu. Panen mereka bisa mencapai 3–5 kuintal per minggu.

“Kami menyiram tanaman pagi dan sore. Bapak kerja di Gamping, sore pulang jam 16.00,” tambah Murjiyah.

Pendamping KPM Banjararum, Asih Riyani, menyatakan keluarga Murjiyah menjadi contoh sukses setelah ikut Program Pemberdayaan Sosial Ekonomi (PPSE).

Halaman:


Terkini Lainnya
Melihat Laptop Chromebook Program Nadiem di Lebak, Digunakan untuk ANBK hingga Praktik Mengajar Guru
Melihat Laptop Chromebook Program Nadiem di Lebak, Digunakan untuk ANBK hingga Praktik Mengajar Guru
Regional
Pria di Samarinda Ditangkap Usai Ancam Sebarkan Video Syur dan Todongkan Senpi ke Perempuan
Pria di Samarinda Ditangkap Usai Ancam Sebarkan Video Syur dan Todongkan Senpi ke Perempuan
Regional
Kelangkaan BBM di Labuan Bajo Terjadi Tiap Tahun, Bupati Minta Pertamina Ubah Sistem Distribusi
Kelangkaan BBM di Labuan Bajo Terjadi Tiap Tahun, Bupati Minta Pertamina Ubah Sistem Distribusi
Regional
Melihat Gua Swara Kolam Segaran Taman Sriwedari Solo, Tempat Menyimpan Gamelan Era Pakubuwono X
Melihat Gua Swara Kolam Segaran Taman Sriwedari Solo, Tempat Menyimpan Gamelan Era Pakubuwono X
Regional
Guru PPPK Sekaligus Aktivis Lingkung di Nagekeo NTT Ditemukan Tewas di Pondok, Warga Nilai Janggal
Guru PPPK Sekaligus Aktivis Lingkung di Nagekeo NTT Ditemukan Tewas di Pondok, Warga Nilai Janggal
Regional
Transfer dari Pusat Dipangkas Rp 4,5 Triliun, Pemprov Kaltim Putar Otak
Transfer dari Pusat Dipangkas Rp 4,5 Triliun, Pemprov Kaltim Putar Otak
Regional
Demo Dugaan Kekerasan Seksual Guru Besar Unsoed, Mahasiswa Duduki Gedung Rektorat
Demo Dugaan Kekerasan Seksual Guru Besar Unsoed, Mahasiswa Duduki Gedung Rektorat
Regional
GJL Desak Penghapusan Pungli dan Perbaikan Sistem Perizinan di Jawa Tengah
GJL Desak Penghapusan Pungli dan Perbaikan Sistem Perizinan di Jawa Tengah
Regional
Masyarakat Adat di Nunukan Minta 5 Gua Adat Dikeluarkan dari Rencana Kerja PT Inhutani
Masyarakat Adat di Nunukan Minta 5 Gua Adat Dikeluarkan dari Rencana Kerja PT Inhutani
Regional
Gedung Sekwan DPRD Solo Terbakar, Wali Kota Minta Layanan Tetap Optimal
Gedung Sekwan DPRD Solo Terbakar, Wali Kota Minta Layanan Tetap Optimal
Regional
Di Sidang, Afta Mahasiswa Terdakwa Kerusuhan Demo May Day Semarang: Saya Melerai!
Di Sidang, Afta Mahasiswa Terdakwa Kerusuhan Demo May Day Semarang: Saya Melerai!
Regional
Pabrik Tahu di Semarang Terbakar, Diduga karena Bara Api Sisa Penggorengan
Pabrik Tahu di Semarang Terbakar, Diduga karena Bara Api Sisa Penggorengan
Regional
HUT Ke-450 Kota Ambon, Jalan AY Patty Ditutup untuk Pesta Makan Patita
HUT Ke-450 Kota Ambon, Jalan AY Patty Ditutup untuk Pesta Makan Patita
Regional
Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon: 7 Terdakwa Disidang Maraton, Didakwa Rugikan Rp 3,5 Miliar
Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon: 7 Terdakwa Disidang Maraton, Didakwa Rugikan Rp 3,5 Miliar
Regional
LBH Samarinda Laporkan Dugaan Penganiayaan oleh Polisi saat Demo di DPRD Kaltim
LBH Samarinda Laporkan Dugaan Penganiayaan oleh Polisi saat Demo di DPRD Kaltim
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau