WONOGIRI, KOMPAS.com – Seorang pemuda di Wonogiri berinisial AS (21) ditangkap polisi setelah kedapatan memprovokasi aksi anarkis melalui grup WhatsApp.
Ia disebut mendorong anggota grup untuk mempersenjatai diri dengan gear sepeda motor.
Kapolres Wonogiri, AKBP Wahyu Sulistyo, mengatakan AS ditangkap pada Selasa (2/9/2025) dan langsung ditetapkan sebagai tersangka.
“Ia dijerat Pasal 45A ayat (2) juncto Pasal 28 ayat (2) UU ITE Nomor 1 Tahun 2024 serta Pasal 160 KUHP tentang penghasutan. Ancaman pidana maksimal enam tahun,” ujarnya dilansir dari Tribun Solo, Rabu (3/9/2025).
Baca juga: Tiga Anak Bawa Bom Molotov Saat Demo di DPRD Solo, Polisi Tangkap dan Sita Barang Bukti
AS, warga Kecamatan Ngadirojo, awalnya melontarkan ajakan kerusuhan di grup WhatsApp Wonogiri Thrift.
Setelah sebagian anggota merespons, ia membuat grup baru bernama Wonogiri Bergerak berisi 22 orang.
Di grup ini, AS menyebarkan provokasi, ujaran kebencian, serta pamflet ajakan demonstrasi anarkis.
“Isinya anarkisme untuk menimbulkan kekacauan terhadap pemerintah dan aparat kepolisian. AS bahkan menyarankan anggota membawa gear motor yang dipotong dan diikat dengan tali sebagai senjata,” jelas Wahyu.
Baca juga: Sopir Bank Asal Wonogiri Bawa Kabur Rp 10 Miliar Usai Ambil Uang di Solo
Rencana kerusuhan itu disebut akan digelar pada 31 Agustus 2025 di Kantor DPRD Wonogiri. Namun, aksi tersebut gagal setelah aparat lebih dulu mendeteksi pergerakan.
Anggota grup pun membubarkan diri sebelum sempat berbuat rusuh.
Kapolres menegaskan penindakan tidak berhenti pada satu orang. “Kita buru terus orang-orang ini. Harapannya Wonogiri tetap aman,” katanya.
Kasatreskrim Polres Wonogiri, Iptu Agung Sedewo, menambahkan bahwa motif utama AS adalah membuat situasi Wonogiri tidak kondusif.
“Kita masih dalami siapa saja aktor di balik ini semua. Anggota grup ini bahkan tidak saling mengenal, hanya bergabung lewat tautan undangan,” ujarnya.
Baca juga: Gedung Rusak Dibakar Perusuh, Pegawai DPRD Solo Tetap Masuk Kerja dan Tak WFH
Dalam percakapan grup, AS menulis ajakan: “Kota lain sudah rusuh, mosok Wonogiri adem-adem damai wae.” Menurut polisi, tujuan utamanya memang memprovokasi kekacauan.
Diketahui sebelumnya, aksi demo di berbagai daerah berjung ricuh, termasuk di Solo, Jawa Tengah.
Massa menuntut keadilan atas kematian Affan Kurniawan, driver ojol yang tewas setelah terlindas kendaraan taktis Brimob di Jakarta.
Namun, unjuk rasa itu disusupi perusuh hingga berakhir dengan bentrokan, perusakan, dan pembakaran fasilitas umum, termasuk Gedung DPRD Solo.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini