BENGKULU, KOMPAS.com - Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, menggelar audiensi dengan orangtua dan wali murid siswa-siswi SMA Negeri 5 Kota Bengkulu, Selasa (23/9/2025).
Pertemuan ini dilakukan untuk menindaklanjuti polemik pemberhentian mendadak sejumlah siswa yang menimbulkan keresahan di kalangan orangtua.
Dalam audiensi tersebut, Helmi Hasan menegaskan, hak pendidikan anak harus menjadi prioritas utama.
“Anak-anak tidak boleh dikorbankan, mereka harus tetap sekolah. Untuk sementara waktu, mereka ditempatkan di sekolah terdekat agar tetap belajar, dan nanti bisa dipindahkan kembali ke SMAN 5 setelah proses penyelidikan selesai,” tegasnya dalam rilis yang diterima Kompas.com.
Baca juga: 11 Siswa SMAN 5 Bengkulu Mengadu ke Ombudsman: Kami Bertahan karena Kami Tak Salah
Helmi menjelaskan, aparat penegak hukum sedang melakukan penyelidikan terkait dugaan kecurangan dalam penerimaan siswa baru di SMAN 5.
Ia menekankan pentingnya transparansi dan keadilan dalam proses tersebut.
“Kita selidiki ulang dan verifikasi kembali semua data. Jika terbukti ada kesenjangan atau kecurangan, tentu akan ada tindakan tegas. Namun anak-anak tidak boleh dilibatkan, mereka harus tetap bersekolah,” jelasnya.
Sebagai langkah sementara, Pemerintah Provinsi Bengkulu telah menempatkan para siswa terdampak ke berbagai sekolah negeri terdekat agar hak belajar mereka tetap terjamin selama menunggu hasil audit Inspektorat.
“Kami menunggu hasil audit Inspektorat dalam satu minggu ini. Semua informasi, sekecil apa pun, harus dibuka agar keadilan bisa ditegakkan,” tambah Helmi.
Baca juga: 11 Siswa SMAN 5 Bengkulu Dikeluarkan dari Sekolah: Kami Dipermalukan, Diusir, Dirundung
Gubernur Helmi juga memastikan bahwa selama proses penyelidikan berlangsung, seluruh siswa akan tetap mendapatkan akses pendidikan tanpa hambatan.
“Yang penting anak-anak tetap sekolah. Setelah semua proses selesai, kita akan bertemu kembali satu minggu ke depan untuk menentukan langkah selanjutnya,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, 72 siswa SMA Negeri 5 Kota Bengkulu diberhentikan sepihak oleh sekolah, sehingga hanya tersisa 12 siswa yang tetap bertahan untuk mendapatkan hak sekolah di SMAN 5.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang