MEDAN, KOMPAS.com – Kasus dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, terus mendapat perhatian.
Dinas Kesehatan Kabupaten Toba mengonfirmasi bahwa total korban mencapai 95 siswa, dan 12 di antaranya masih menjalani perawatan di rumah sakit hingga Sabtu (18/10/2025).
"Yang sedang dirawat hingga saat ini di RSUD Porsea 2 orang dan di RS HKBP 7 orang," ujar Kepala Dinas Kesehatan Toba, Freddi Seventry, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/10/2025).
Korban berasal dari tiga sekolah berbeda, yakni SD Tanding Laguboti, SMP Negeri 1 Laguboti, dan SMK Laguboti.
Baca juga: Tenda Pernikahan Roboh, Asmanah Harus Merangkak Menyelamatkan Diri
Meski demikian, Dinas Kesehatan belum merinci jumlah korban per sekolah. "Masih ada keluhan nyeri di perut (gejala pasiennya)," ungkap Freddi.
Pemerintah setempat masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan dan muntahan siswa yang diduga keracunan. Hasil tersebut akan menjadi dasar untuk menentukan penyebab pasti kejadian. "Hasilnya belum keluar," ujarnya.
Kasus ini bermula pada Rabu (15/10/2025) ketika sebanyak 84 siswa SMP Negeri 1 Laguboti mengalami gejala setelah menyantap menu MBG dari dapur SPPG Pardomuan Nauli Laguboti.
Tak lama setelah mengonsumsi makanan, para siswa mengeluh mual, muntah, pusing, nyeri ulu hati, mulas, dan bahkan sesak napas.
Sebagai langkah pencegahan, dua dapur dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) ditutup sementara untuk keperluan evaluasi menyeluruh.
"SPPG ditutup sementara operasionalnya sampai melakukan evaluasi menyeluruh," kata Freddi, Jumat (17/10/2025).
Dapur yang ditutup adalah SPPG Yayasan Namora Tama Berkarya dan SPPG Situa-tua Sigumpar
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut, Faisal Hasrimy, mengatakan bahwa pihaknya telah mengirim Tim Gerak Cepat (TGC) ke Toba dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
“Pemprov Sumut melalui Dinas Kesehatan telah menurunkan Tim Gerak Cepat dan berkoordinasi dengan pihak terkait mengenai kejadian tersebut,” ujar Hasrimy dalam keterangan tertulis.
Faisal menyebut kondisi sebagian besar siswa sudah stabil dan diperbolehkan pulang, meski beberapa masih menjalani perawatan intensif dan observasi.
"Kami menerima sampel muntahan para siswa untuk diuji di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Sumut. Sedangkan untuk sampel makanan dikirim ke Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Medan untuk pemeriksaan lebih lanjut," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang