KOMPAS.com - Salah satu cara agar tubuh menjadi lebih bugar dan bertenaga adalah melalui kebiasaan makan dan memasak.
Praktik sederhana ini tidak hanya membuat tubuh lebih bertenaga. Tenang saja, kebiasaan ini mudah dilakukan.
Berikut empat kebiasaan makan yang membantu menjaga energi dan ketenangan, berdasarkan prinsip Ayurveda kuno dan didukung pula oleh bukti ilmiah modern:
Setelah tidur semalaman, tubuh dalam kondisi sedikit dehidrasi. Inilah mengapa mengawali pagi dengan segelas air hangat (atau suhu ruang) bisa sangat bermanfaat.
Menurut Alina Nazari, praktisi gizi usus, air hangat membantu membangunkan sistem pencernaan.
"Sebuah penelitian terkontrol pada pasien pascaoperasi bahkan menemukan bahwa minum air hangat membantu memperlancar gerakan usus," kata Nazari dilansir dari Real Simple.
Baca juga: 4 Manfaat Minum Air Hangat Saat Sahur, Baik untuk Pencernaan
Tambahan lemon atau jahe memang bisa memberikan manfaat tambahan, tapi yang utama adalah suhu airnya.
Kebiasaan ini sederhana, tetapi berdampak besar untuk memulai hari dengan ringan dan nyaman di perut.
Bagi banyak masyarakat Indonesia, makan dengan tangan (bukan dengan sendok) mungkin sering dilakukan. Ternyata, makan dengan tangan punya manfaat tersendiri.
Nazari menyebutkan bahwa penggunaan tangan saat makan membuat proses makan menjadi lebih lambat. Ini bisa membantu meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi makan berlebihan.
Makanan mentah seperti salad memang menyegarkan dan sehat, tetapi makanan hangat dan matang memiliki keunggulan tersendiri dalam hal pencernaan.
Selain lebih nyaman untuk gigi sensitif, makanan matang juga lebih mudah dicerna karena serat dan karbohidrat kompleksnya sudah dilunakkan oleh proses memasak.
Tokunbo Akande, dokter anak sekaligus praktisi Ayurveda, menambahkan bahwa makanan hangat membantu merilekskan saluran pencernaan, mendukung proses cerna yang lebih lancar dan mengurangi kembung.
Baca juga: 4 Ide Olahan Telur Ayam Selain Didadar untuk Sarapan Pagi
Bahkan dari segi rasa, makanan hangat bisa memberikan sensasi aroma dan cita rasa yang lebih kaya.
Memasak dari awal setiap waktu memang ideal, tapi tidak selalu realistis. Mengonsumsi makanan sisa sah-sah saja, namun perlu dilakukan dengan lebih cermat.
Akande memperingatkan bahwa penyimpanan dan pemanasan ulang yang tidak tepat dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri dan risiko keracunan makanan.
Baca juga: Makna dalam Semangkuk Bubur Suro, Makanan Khas saat Malam 1 Suro
Nazari menambahkan bahwa makanan sisa cenderung memiliki kadar histamin yang lebih tinggi. Ini adalahzat alami dalam makanan yang bisa memicu masalah pencernaan pada beberapa orang.
Solusinya? Panaskan makanan hanya sekali, simpan dengan baik, atau bekukan untuk menjaga kesegarannya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini