Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kerupuk, Makanan yang Selalu Ada saat Lomba HUT RI

Kompas.com - 17/08/2025, 14:26 WIB
Krisda Tiofani,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

Pada abad ke-19, singkong menjadi salah satu komoditas pangan yang paling diandalkan oleh masyarakat Jawa.

Baca juga: 5 Ciri Kerupuk yang Mengandung Lilin dan Bahan Berbahaya

 

“Singkong bisa direbus, digoreng atau dijadikan gablek, kemudian diolah menjadi tepung dan jadi aci dan salah satu produk dari singkong ya kerupuk,” papar Fadly.

Diduga kerupuk aci baru muncul pada abad ke-19 sehingga masyarakat Indonesia saat itu bertahan hidup dengan kerupuk.

Masyarakat terpaksa memanfaatkan kerupuk sebagai bahan pangan pokok karena wilayah tersebut mengalami devisit pangan akibat perang dan bisa jadi tanam paksa.

Tepung singkong dimanfaatkan sebagai kerupuk dan dijadikan lauk bagi rakyat biasa. Tepung singkong diolah lalu dicetak, kemudian dijemur dan akhirnya digoreng.

Fadly mengatakan bahwa sekitar tahun 1930-an hingga 1940-an, masyarakat sangat kekurangan bahan pangan.

Masyarakat hanya bisa makan dari kerupuk dan nasi, selain itu juga olahan bahan pangan yang murah seperti singkong.

Masyarakat Indonesia yang kurang mampu hanya bisa menyantap kerupuk sebagai lauk. Sebab bahan makanan seperti daging sangat minim. Bila pun ada di pasar, harganya sangat mahal.

“Kalau sekarang makan kerupuk adalah hal yang biasa, tapi di balik itu kerupuk menjadi simbol keprihatinan,” kata dia.

Baca juga: Resep Asinan Betawi, Lengkap dengan Kerupuk Mi Kuning

Mengapa ada lomba makan kerupuk 17 Agustus?

Sejarah lomba makan kerupuk tidak terlepas dari sejarah kerupuk itu sendiri. Fadly menutukan, seiring dengan kemerdekaan Indonesia, banyak perlombaan-perlombaan yang diadakan saat masa tahun 1950-an.

Pada masa tersebut, kondisi politik dan keamanan negara sudah mulai kondusif karena pada 1945 hingga 1950-an masih banyak peperangan yang mengharuskan rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaannya.

Sehingga masyarakat tidak sempat merayakan kemerdekaan Indonesia dengan beraneka macam perlombaan dan perayaan meriah.

Namun pada 1950-an, mulai bermunculan lomba untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia.

“Bahkan Bung Karno kala itu mendukung kegiatan-kegiatan hiburan rakyat seperti perlombaan-perlombaan ini,” tutur Fadly, dikutip dari Kompas.com, Minggu (17/8/2025).

Perlombaan 17-an bertujuan menghibur rakyat setelah masa peperangan berakhir. Ada lomba panjat pinang, tarik tambang, dan makan kerupuk.

Lomba makan kerupuk menjadi salah satu lomba pertama yang diadakan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia kala itu.

Sebab kerupuk identik sekali sebagai makanan rakyat jelata di masa perang. Kerupuk biasa dikonsumsi oleh kebanyakan masyarakat Indonesia yang berada di strata sosial dan ekonomi bawah.

“Jadi dengan makan nasi dan kerupuk, tanpa kecap dan garam pun mereka (rakyat jelata di saat perang) sudah bisa bertahan hidup,” pungkas dia.

Baca juga: Resep Pepes Tahu, Tambahkan Remahan Kerupuk Putih

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau