KOMPAS.com - Menuruni anak tangga dari arah Taman Literasi menuju Terminal Blok M, kawasan Blok M Hub terasa teduh siang itu.
Lorong di ujung anak tangga tampak kosong, hanya ada beberapa kelompok pengunjung duduk beristirahat, membuka laptop sembari bersandar di dinding, dan ada pula yang sekadar jalan-jalan sembari memotret.
Penerangan di area kosong itu pun masih tampak minim, sebagian besar penerangannya mengandalkan sinar matahari dari arah pintu masuk terminal.
Baca juga:
Keberadaan mesin pendingin udara di sana cukup membantu memberi angin segar. Meskipun hanya terasa sepoi-sepoi, setidaknya terasa lebih baik jika dibandingkan harus duduk di luar ruangan.
Saat Kompas.com menyusuri lorong Blok M Hub pada Kamis (4/9/2025) siang, bantuan cahaya matahari dari kaca bagian atap punya peran besar untuk menerangi lorong.
Meski minim pencahayaan jelang sore karena matahari mulai bergerak ke barat, tetapi lorong tersebut masih nyaman untuk dilalui.
Sejauh mata memandang, dari arah kedatangan, sebagian besar kios yang dihuni oleh UMKM kuliner berada di sebelah kanan. Sementara di sebelah kiri hanya beberapa kios yang beroperasi.
Baca juga: Harga Sewa Kios Mahal, Pedagang Kuliner di District Blok M Ramai-ramai Angkat Kaki
Lorong Blok M Hub pun juga diisi dengan tempat duduk serta meja untuk pelanggan. Semua disusun rapi di depan masing-masing kios tanpa menghalangi pengunjung yang berlalu lalang.
"Normal-normal saja, apalagi weekend Jumat, Sabtu, Minggu, alhamdulillah ramai. Cuma karena efek kemaren ada demo, jadi agak sepi. Kalau (kondisi) normal, lancar-lancar saja," tutur Rian, salah satu petugas UMKM kuliner di Blok M Hub kepada Kompas.com di lokasi, Kamis (4/9/2025).
Berdasarkan pengamatan Kompas.com, sebagian besar kios yang buka umumnya menjual makanan berat.
Misalnya ada bakmi, nasi ayam, dan aneka makanan olahan hasil laut. Selain itu ada pula kios es campur yang berada di antara kios makanan berat.
Baca juga:
Harga makanan dan minuman yang ditawarkan beragam, rata-rata dibanderol mulai dari Rp 25.000 per porsi.
Jelang malam sekitar pukul 17.30 WIB, lampu kerlap-kerlip di area tersebut mulai menerangi lorong, serta dibantu pula penerangan dari setiap kios.
Penerangan di sana pada malam hari terkesan remang-remang hangat, didukung dengan penggunaan lampu tumbler berwarna kekuningan yang menggantung di atas lorong.
Kata Rian, biasanya pada hari biasa kawasan tersebut mulai sepi sekitar pukul 20.00 WIB.
Baca juga: Awal Mula Gultik Populer di Blok M Jakarta Selatan, Sejak 1990-an
Sedangkan saat akhir pekan, yakni Jumat, Sabtu, dan Minggu, kawasan kuliner ini ramai dikunjungi masyarakat, dan biasanya mulai sepi sekitar pukul 21.00 WIB.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di siniArtikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya