Rita akhirnya dipulangkan dan tiba di Meksiko pada 1995.
Namun, kasusnya berlarut-larut dari 1996 hingga 2001. Kasus ini akhirnya dituntaskan melalui kesepakatan ganti rugi dengan jumlah yang jauh lebih rendah dari jumlah awal yang diminta tim hukum Rita.
Atas semua yang dialaminya selama 12 tahun itu, Rita bakal menerima 90.000 dollar AS (Rp1,5 miliar). Akan tetapi, Rita harus mengalokasikan 32.641 dollar AS (Rp531 juta) kepada organisasi yang membantunya dan para pengacaranya.
Sisa uang yang seharusnya digunakan untuk membantu Rita di negara asalnya memiliki kisah tersendiri.
Baca juga: Kisah Heroik Maya, WNI di Taiwan yang Selamatkan Majikannya saat Gempa Dahsyat
Rita duduk di atas bukit dan menatap cakrawala. Rambut Rita putih seutuhnya dan kulitnya keriput. Hanya ada pegunungan di hadapannya dan di sekelilingnya penuh dengan tetumbuhan.
Film besutan Esteinou menangkap perbedaan mencolok antara kehidupan Rita di pegunungan dan masa-masa di rumah sakit. Perempuan ini akhirnya bebas, bisa berbicara dengan suaranya sendiri dalam bahasa Rarámuri.
Dia akhirnya didengar.
“Bagaimana perasaanmu, Rita?” Esteinou bertanya.
“Saya merasa baik,” jawab Rita. “Saya belum pernah sakit.”
“Apakah kamu senang tinggal di pegunungan?”
“Saya sangat senang berada di sini,” kata Rita.
“Apakah kamu tidak sedih?”
“Saya merasa sangat nyaman tinggal di alam,” jawab Rita.
Pengambilan gambar dimulai Esteinou pada pada tahun 2016. Namun, film ini baru kelar dibuat pada 2022.
Esteinou bertemu Rita dan keponakannya, Juanita, yang merawatnya.
Meskipun Rita merasa nyaman di tanah kelahirannya, Esteinou menyaksikan bagaimana Rita – setelah apa yang dialaminya di Kansas – terpaksa hidup dalam kemiskinan.
Sebagai catatan, uang kompensasi yang diterima Rita cukup besar untuk hidup di Meksiko pada saat itu.
Setelah beberapa tahun, pengadilan meminta biarawati hadir di depan hakim karena gagal melaporkan pencairan dana kepada Rita. Ternyata si biarawati sudah menghabiskan sebagian besar uang tersebut.
Hakim memerintahkan Zapata membayar kembali dua kali lipat dari uang yang digunakannya, tetapi dia hanya hanya menyerahkan 10.000 dollar AS (Rp163 juta).
Dua orang wali amanat baru pun ditunjuk. Mereka digaji 1.000 dollar AS (Rp16,3 juta) per tahun untuk mengurus perwalian tersebut. Keduanya mengaku tidak dapat menemukan keberadaan Rita dan, setelah sepuluh tahun, uangnya habis.
Menurut Esteinou, selama berada di Meksiko, meski gemar bernyanyi dan menari, punya selera makan yang baik, dan dirawat dengan penuh kasih sayang, Rita hidup dengan egois dan terlalu banyak melamun.
Rita meninggal pada 2018. Komunitasnya mengadakan pesta untuk mengucapkan selamat jalan kepadanya.
Suku Raramuri percaya bahwa merayakan kematian membantu mendiang untuk berpindah ke alam berikutnya: di tengah bintang-bintang yang menerangi pegunungan Sierra Tarahumara.
Baca juga: Kisah Anjing Terapi Bandara Istanbul, Ditugaskan Redakan Stres Penumpang
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini