Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diburu 2 Hari, Beruang yang Acak-acak Supermarket Ditangkap dan Dibunuh

Kompas.com - 03/12/2024, 12:18 WIB
Albertus Adit

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Setelah diburu selama dua hari, seekor beruang yang mengacak-acak supermarket di Jepang berhasil ditangkap dan dibunuh.

Perburuan itu berakhir pada Senin (2/12/2024). Sebelumnya, hewan itu menyerang seorang karyawan dan mengais-ngais bagian daging toko sebelum menghindari pihak berwenang selama sekitar 48 jam.

Sebagaimana diberitakan The Independent, beruang itu memasuki toko di Akita pada 30 November dini hari saat 20 karyawan sedang mempersiapkan diri untuk hari itu.

Baca juga: Putin Hadiahkan Singa, Beruang, dan Bebek ke Korea Utara

Beruang itu menyerang seorang staf pria berusia 47 tahun yang menderita luka di wajah dan luka lainnya.

Namun, luka-luka itu kemudian dipastikan tidak mengancam jiwa pria tersebut.

"Luka sayatan di kepala pria itu akan membutuhkan waktu setidaknya seminggu untuk sembuh setelah jahitannya dilepas menurut seorang dokter," kata seorang juru bicara polisi.

Karena masih pagi dan tidak ada pelanggan, beruang itu berkeliaran di toko dengan bebas. Beruang itu mengacak-acak stok daging sebelum menghilang.

Operasi untuk melacak dan menangkap hewan itu segera dimulai, dengan polisi merekrut pemburu berlisensi.

Tetapi, pencarian tersebut awalnya tidak membuahkan hasil, meskipun telah menggunakan drone yang dilengkapi kamera.

Baca juga: Konflik di Suriah Guncang AS, Bisa Memberi Peluang Donald Trump

Pada 2 Desember, sekitar pukul 08.10 waktu setempat, beruang tersebut terdeteksi sensor di salah satu perangkap yang dipasang untuknya.

Perangkap tersebut, yang diberi umpan madu, apel, dan roti, telah diposisikan secara strategis. Satu perangkap ditempatkan di area penyimpanan belakang tempat hewan tersebut akhirnya ditangkap.

Beruang tersebut, yang panjangnya sekitar satu meter, kemudian dibunuh untuk mengakhiri ketegangan yang terjadi.

Supermarket, yang terletak di dekat stasiun kereta Tsuchizaki, tetap tutup selama perburuan untuk mencegah terulangnya kejadian yang lalu.

Pertemuan dengan beruang di Jepang telah meningkat, terutama di bagian utara negara tersebut.

Hal itu disebabkan oleh hilangnya habitat dan menurunnya pasokan makanan di alam liar, terutama di pegunungan, yang sebelumnya menyediakan habitat yang ideal.

Selain itu, perubahan iklim juga memengaruhi sumber makanan tradisional beruang dengan mengganggu musim berbunga dan penyerbukan, yang memaksa mereka untuk menjelajah ke daerah perkotaan, kata para pegiat lingkungan.

Setidaknya 9.000 beruang telah dibunuh pada tahun fiskal lalu, lapor Manila Times, mengutip kementerian lingkungan hidup negara tersebut. Jumlah tersebut dua kali lipat dari 2022.

Baca juga: Hizbullah Tak Berniat Kirim Pasukannya ke Suriah, Ini Alasannya

Sementara itu, setidaknya tiga orang telah tewas dalam serangan beruang tahun ini.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau