Menurut analis dari Allison Malmsten dari Daxue Consulting, kesuksesan Labubu menunjukkan bahwa China tengah mengalami pergeseran soft power atau kekuatan lunak.
Produk dan citra China kini semakin dianggap keren di kalangan anak muda Barat.
Malmsten meyakini media sosial mampu mengangkat citra global China, serupa dengan yang dilakukan Jepang pada era 1980-an hingga 2010-an lewat Pokemon dan Nintendo.
Platform video seperti TikTok, yang dirancang oleh perusahaan China ByteDance, turut berperan dalam kesuksesan Labubu.
TikTok menjadi produk berlabel China pertama yang menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup generasi muda di berbagai negara.
Baca juga: 10 Inspirasi Kue Ulang Tahun untuk Anak Perempuan, Ada Labubu hingga Princess
Joshua Kurlantzick dari Council on Foreign Relations (CFR) mengatakan kepada AFP bahwa TikTok kemungkinan membantu mengubah persepsi konsumen terhadap China.
Menurut perusahaan, hampir separuh penduduk Amerika Serikat (AS) adalah pengguna TikTok
Di satu sisi, TikTok juga menjadi sorotan isu keamanan nasional di AS. Rencana pelarangan aplikasi ini membuat para pengguna Amerika beralih ke aplikasi China lainnya, Rednote, dan disambut sebagai “pengungsi digital”.
TikTok kini menjadi wadah utama bagi tren media sosial dan gaya fesyen asal China. Tercatat lebih dari 1,7 juta video bertema Labubu di platform tersebut.
Baca juga: Berkat Tren Boneka Labubu, Perajin Kue di Cianjur Kebanjiran Order
Menurut Kurlantzick, ekspor budaya seperti Labubu dapat meningkatkan citra China sebagai negara yang mampu menghasilkan produk dan layanan menarik secara global.
Meski demikian, ia ragu apakah hal itu akan berdampak pada persepsi publik terhadap negara atau pemerintahan China secara keseluruhan.
Sebagai contoh, kekuatan lunak Korea Selatan tidak secara otomatis menjadikan negara itu lebih kuat secara politik.
Meski boneka seperti Labubu mungkin tidak memiliki kekuatan langsung, menurut Fan Yang, citra global AS yang kacau di era Presiden Donald Trump justru bisa memberikan keuntungan bagi persepsi terhadap China.
"Kaitannya adalah persepsi masyarakat terhadap kemunduran kekuatan lunak AS bersamaan dengan naiknya citra global China. Ini mencerminkan betapa eratnya hubungan kedua negara dalam pikiran orang-orang yang kehidupannya dipengaruhi keduanya secara bersamaan," ujarnya.
Setidaknya, daya tarik Labubu berhasil menumbuhkan minat generasi muda dari seluruh dunia terhadap China.
Baca juga: Lisa BLACKPINK ke Jakarta, Fans Minta Boneka Labubu-nya Juga Dibawa
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini