WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memuji Presiden Liberia Joseph Boakai atas kemampuan berbahasa Inggrisnya, dalam acara makan siang di Gedung Putih, Rabu (9/7/2025).
Acara itu dihadiri para pemimpin negara-negara Afrika. Setelah Boakai memberikan sambutan singkat, Trump bertanya kepada presiden lulusan bisnis tersebut mengenai asal-usul kemampuannya berbahasa Inggris.
"Terima kasih, dan bahasa Inggris yang sangat baik... Di mana Anda belajar berbicara dengan begitu indah? Di mana Anda sekolah?" tanya Trump, dikutip dari kantor berita AFP.
Baca juga: Rekaman Bocor ke Publik, Trump Ancam Putin Mau Bom Moskwa
Pertanyaan itu memunculkan kesan canggung. Boakai, yang seperti mayoritas warga Liberia menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama, menjawab singkat bahwa dirinya dididik di Liberia.
Posisi Boakai yang membelakangi media membuat ekspresinya sulit terlihat, tetapi jawaban yang terdengar pelan menunjukkan suasana yang agak janggal.
Tak berhenti di situ, Trump kembali melontarkan pujian yang sekaligus terdengar ganjil. "Bahasa Inggrisnya indah. Saya punya teman-teman di meja ini yang tidak bisa berbicara sebaik itu," ucapnya.
Baca juga: Tak Hanya Putin, Xi Jinping Juga Diancam Trump dengan Bom Beijing jika Lakukan Ini
Liberia memang memiliki sejarah panjang dengan Amerika Serikat. Sejak 1820-an, American Colonization Society—yang didanai Kongres AS dan para pemilik budak—mulai mengirim mantan budak ke wilayah yang kini menjadi Liberia.
Ribuan pemukim Amerika-Liberia kemudian menyusul, mendeklarasikan kemerdekaan pada 1847, dan membentuk pemerintahan yang memimpin penduduk asli Afrika.
Saat ini, Liberia memiliki beragam bahasa lokal dan sejumlah dialek kreol. Namun, bahasa Inggris tetap menjadi bahasa resmi dan lingua franca di negara Afrika Barat tersebut.
Joseph Boakai sendiri diketahui dapat membaca dan menulis dalam bahasa Mendi dan Kissi.
Meski demikian, ia sehari-hari berbicara dalam bahasa Inggris, bahasa yang sudah lama digunakan secara luas di Liberia.
Baca juga: Optimisme CEO Indonesia Kian Suram, Tarif Trump dan Perang Israel-Iran Jadi Pemicu
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini