Pernyataan Netanyahu muncul di tengah perang yang telah berlangsung 22 bulan antara Israel dan kelompok milisi Palestina, Hamas, di Jalur Gaza.
Konflik itu kerap merembet ke wilayah lain di Timur Tengah dan memicu kecaman luas dari dunia Arab.
Baca juga: Israel Pakai Istilah Lain untuk Usir Warga Palestina dari Gaza
Isu perluasan wilayah Israel mengemuka saat sejumlah anggota sayap kanan kabinet Netanyahu mendesak penaklukan Gaza dan aneksasi Tepi Barat.
Pemerintah Israel baru-baru ini juga menyetujui serangkaian pembangunan permukiman baru yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.
Arab Saudi pada Rabu (13/8/2025) menolak total terhadap gagasan dan rencana kolonisasi serta ekspansi yang diadopsi oleh otoritas pendudukan Israel.
Baca juga: Israel Perluas Perang di Gaza, PM Selandia Baru: Netanyahu Hilang Akal
Riyadh menegaskan kembali hak historis dan hukum rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka mereka.
Pada Februari 2025, Netanyahu juga menuai kecaman negara-negara Arab setelah dalam sebuah wawancara televisi ia menyarankan pembentukan negara Palestina di tanah Saudi.
Dalam wawancara dengan i24NEWS pada Selasa lalu, Netanyahu kembali mengusulkan agar warga Palestina diizinkan meninggalkan Gaza.
"Kami tidak mengusir mereka, tetapi kami membiarkan mereka pergi," ujar Netanyahu.
Baca juga: Demi Gaza, Norwegia Cabut Investasi di 11 Perusahaan Israel
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini