GAZA CITY, KOMPAS.com - Hamas mengeklaim pasukannya menewaskan dan melukai sejumlah tentara Israel dalam serangan di Jalur Gaza utara.
Sayap militer Hamas, Brigade Qassam, menyebutkan bahwa tiga tentara Israel tewas dan terluka dalam penyergapan di lingkungan Shejaiya pada 5 Juli 2025.
Pada 7 Juli 2025, pasukan Hamas kembali melancarkan serangan terhadap tentara Israel menggunakan yang disebut mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka.
Baca juga: Pemimpin Hamas Tiba di Mesir untuk Hidupkan Lagi Rencana Gencatan Senjata Gaza
Brigade Qassam juga mengeklaim telah menyerang pusat komando militer Israel dan sebuah tank Merkava dengan amunisi anti-tank di wilayah yang sama, sebagaimana dilansir Yeni Safak, Kamis (13/8/2025).
Hamas menyebut detail serangan itu diungkap setelah para milisinya kembali dari medan pertempuran.
Hingga kini, militer Israel belum memberikan tanggapan resmi atas klaim tersebut.
Perang di Gaza telah berlangsung lebih dari 21 bulan sejak meletus pada Oktober 2023.
Baca juga: Tidak Ada Bukti Jurnalis Anas Al-Sharif Anggota Hamas Seperti Tuduhan Israel
Faksi-faksi perlawanan Palestina disebut masih mampu melancarkan penyergapan terencana terhadap pasukan Israel, yang menurut Hamas menunjukkan kegagalan Tel Aviv mencapai tujuan militernya.
Data resmi militer Israel mencatat, 898 prajurit tewas dan 6.190 orang luka-luka sejak perang dimulai.
Di bawah sensor ketat masa perang, sejumlah media Israel menuding militer mengecilkan jumlah korban sebenarnya demi menjaga moral publik.
Pada Jumat pekan lalu, Kabinet Keamanan Israel menyetujui rencana bertahap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menduduki seluruh wilayah Gaza.
Baca juga: Sayap Kanan Ekstrem Israel Desak Netanyahu Menang Telak atas Hamas
Tahap awal rencana itu meliputi pengusiran sekitar 1 juta penduduk dari Gaza City menuju wilayah selatan, pengepungan kota, dan serangan ke kawasan permukiman.
Tahap berikutnya mencakup pengambilalihan kamp-kamp pengungsi di pusat wilayah Gaza, yang sebagian besar telah hancur akibat konflik.
Israel menghadapi kritik internasional yang semakin keras terkait operasi militernya di Gaza, yang menurut otoritas setempat telah menewaskan hampir 61.600 orang sejak Oktober 2023.
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional atau ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional atau ICJ terkait konflik di wilayah tersebut.
Baca juga: Hampir 2 Tahun Perang, Bagaimana Hamas Bayar Gaji Ribuan PNS?
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini