Banyak migran mengatakan, mereka lebih suka PTE karena berbasis komputer dan dinilai dengan kecerdasan buatan (AI), yang dapat mengurangi risiko bias manusia.
Namun, AI bukannya tanpa masalah, menurut Varun Dhawan, pengelola Language Academy Australia dan kanal YouTube pendidikan dengan lebih dari 540.000 pengikutnya.
"AI memang cerdas, tetapi tidak secerdas manusia," kata Varun.
"Saya pernah melihat orang-orang yang menguasai bahasa dengan sangat baik, tetapi tidak mampu meraih skor."
Varun berfokus pada pendidikan bahasa dan persiapan ujian, tetapi beberapa kreator konten menyebarkan hack atau cara mengelabui sistem penilaian yang dilakukan AI.
Metode umum yang konon bisa meningkatkan skor antara lain meniru aksen Inggris, berbicara "seperti robot", berbicara tanpa henti, dan memberikan respons sesuai template.
Maraknya teknik-teknik hack ini menjadi perhatian serius sehingga Pearson meningkatkan sistem penilaian otomatisnya pada tahun 2022 dan memperkenalkan "jaminan kualitas yang melibatkan manusia untuk terlibat dalam penilaian" pada 2024.
Perubahan lebih lanjut pada tes PTE Academic dilakukan pada 2025, dengan perpaduan manusia dan AI digunakan untuk menilai sekitar sepertiga soal ujian.
Juru bicara Pearson mengatakan, PTE sudah diakui oleh Pemerintah Inggris, Kanada, Selandia Baru, dan Australia, serta 3.500 universitas di seluruh dunia.
"Tes kami menantang secara akademis dan didasarkan pada kemampuan bahasa Inggris di dunia nyata yang dibutuhkan oleh mahasiswa dan migran," ujar juru bicara tersebut.
"Pengujian dan penilaian berbasis komputer dengan pengawasan manusia berarti peserta tes dinilai secara obyektif dan konsisten, dan pendekatan berlapis kami terhadap keamanan ujian di pusat-pusat tes kami memberikan keyakinan kepada institusi terhadap hasil PTE."
Dalam laporan tahun 2024, Pearson menyatakan, akan berfokus pada "pemeliharaan dan perluasan integritas pengujian, di samping ukuran reliabilitas, validitas, dan kewajaran".
Varun mengatakan siswa yang hanya mengandalkan "strategi atau jalan pintas" kini kesulitan untuk mendapatkan nilai tinggi.
"Siswa yang benar-benar menguasai bahasa Inggris dengan baiklah yang akhirnya benar-benar mendapatkan nilai," ujarnya.
Kementerian Dalam Negeri Australia mengatakan, pihaknya "memantau kualitas layanan untuk memastikan masalah penipuan dan integritas dilacak dan diminimalkan".
Mereka juga mulai menerima empat tes baru dan merombak skor yang akan diterima dari berbagai ujian untuk membuktikan standar bahasa Inggris tertentu.
"Beberapa kesetaraan skor ditingkatkan dan yang lainnya diturunkan agar lebih akurat memenuhi persyaratan kecakapan departemen dan memastikan konsistensi antara semua penyedia tes," kata juru bicara kementerian.
Baca juga: Kamus Bahasa Inggris Oxford Tambahkan 23 Istilah Berbahasa Jepang
Ia juga mempertanyakan mengapa orang yang memegang paspor dari Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Irlandia, dan Selandia Baru dianggap memiliki standar bahasa Inggris yang "kompeten" sehingga dibebaskan dari tes untuk visa tertentu.
Mereka yang berasal dari negara-negara Barat menggunakan bahasa Inggris yang aktif, tetapi Pew Research Centre menemukan 9 persen orang Amerika berusia di atas lima tahun tidak mahir berbahasa Inggris dan 14 persen berbicara bahasa lain di rumah.