BELEM, KOMPAS.com - Dua bulan menjelang Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) yang akan digelar di Kota Belem, Negara Bagian Para, Brasil, pada November 2025, sejumlah masalah terkait akomodasi masih membayangi persiapan.
Salah satu contohnya Hotel COP30, penginapan yang direnovasi dan dinamai khusus untuk menyambut konferensi tersebut. Namun, hingga awal September 2025, hotel itu belum menerima satu pun pemesanan.
Pihak pengelola sebelumnya mematok tarif awal 1.200 dollar AS (nyaris Rp 20 juta) per malam. Namun, karena minim peminat, tarif tersebut akhirnya diturunkan. Sayangnya, respons tetap mengecewakan.
Baca juga: Video Banjir Deras Turuni Lereng Himalaya, Belasan Hotel Hanyut
Padahal, konferensi besar ini diperkirakan akan menarik hingga 50.000 peserta, termasuk delegasi pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat sipil dari seluruh dunia.
“Hal ini belum pernah terjadi di COP. Biasanya, setiap orang telah memesan akomodasi mereka tiga bulan sebelumnya,” kata Marcio Astrini dari LSM Climate Observatory kepada AFP.
COP30 akan menjadi konferensi iklim pertama yang diselenggarakan di wilayah Amazon. Lokasi ini dipilih sebagai simbol pentingnya peran hutan hujan dalam menyerap karbon dioksida yang memicu pemanasan global.
Namun, penyelenggaraan di Belem juga menghadirkan tantangan. Separuh lebih dari 1,4 juta penduduk kota ini tinggal di permukiman kumuh, angka tertinggi dibanding ibu kota negara bagian lain di Brasil.
Ketersediaan hotel juga terbatas, mendorong panitia untuk mencari alternatif seperti rumah-rumah warga, asrama universitas dan sekolah, hingga kapal pesiar yang ditambatkan sekitar 20 kilometer dari lokasi konferensi.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva sempat mencoba meredakan kekhawatiran dengan bercanda, para delegasi bisa saja "tidur di bawah bintang-bintang."
Baca juga: Boneka Annabelle Hilang Saat Penjaganya Ditemukan Tewas di Kamar Hotel
Namun bagi warga lokal, COP30 adalah peluang langka untuk meraup keuntungan.
Pemerintah Brasil menggelontorkan sekitar 700 juta dollar AS (Rp 11,5 triliun) untuk mendukung acara ini, termasuk pembangunan pusat konvensi baru.
“Harga melonjak tak terkendali,” ujar Alcides Moura, manajer Hotel COP30. Ia mengakui Belem belum pernah menggelar acara sebesar ini.
Ronaldo Franca, pensiunan berusia 65 tahun, berharap bisa menyewakan rumah liburannya yang memiliki tiga kamar tidur dan kolam renang seharga 370 dollar AS (sekitar Rp 6 juta) per malam.
“Saya tidak akan mematok harga terlalu tinggi, tapi pemerintah belum cukup mengawasi. Beberapa harga sudah melambung,” katanya.
Penyelenggara memperkirakan, sekitar 60 persen delegasi akan menginap di rumah warga.
Meski hotel-hotel disebut “hampir penuh,” asosiasi perhotelan di Negara Bagian Para menolak permintaan pemerintah untuk mengendalikan harga.
Baca juga: Masuk Kamar Hotel, Wanita Ini Kaget Ada Hewan Tak Biasa di Lantai
“Tiap kota besar yang jadi tuan rumah acara global tidak diharuskan mengatur tarif hotel. Jadi, kenapa Belem harus?” ujar Toni Santiago, Ketua Asosiasi Hotel Para.
Pemerintah setempat lalu membentuk satuan tugas untuk membantu pencarian akomodasi. Gubernur Para, Helder Barbalho, memastikan bahwa “ketersediaan tempat tidur terjamin.”
Sementara itu, Airbnb melaporkan bahwa harga rata-rata akomodasi di Belem telah turun 22 persen sejak Februari.
Meski begitu, pencarian daring masih menunjukkan pilihan yang sangat terbatas dengan harga di bawah 100 dollar AS (sekitar Rp 1,5 juta) per malam—batas harga yang diharapkan PBB untuk delegasi dari negara-negara berkembang.
Marcio Astrini menambahkan bahwa polemik akomodasi ini justru mengalihkan perhatian dari isu utama COP30.
“Kekhawatiran soal tempat menginap menutupi hal-hal yang lebih penting, seperti target pengurangan emisi dan pendanaan iklim,” ujarnya.
Climate Observatory memperingatkan, jika persoalan ini tidak segera diatasi, COP30 berisiko menjadi konferensi paling mahal dalam sejarah.
Baca juga: Apa Saja Barang Paling Aneh yang Pernah Tertinggal di Hotel Seluruh Dunia? Ini Daftarnya
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini