Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balita Sukabumi Meninggal Karena Cacingan, Dedi Mulyadi Tegur Kades hingga Soroti Tak Adanya Tokoh Desa

Kompas.com - 27/08/2025, 06:17 WIB
Wahyu Wachid Anshory

Editor

KOMPAS.com - Kematian tragis seorang bocah RY (4) asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, telah memicu perhatian luas publik. Tubuhnya yang dipenuhi cacing membuatnya meninggal dunia pada 22 Juli 2025.

Kasus ini dinilai sebagai cerminan adanya kelalaian pelayanan dasar di tingkat desa. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bahkan menyatakan akan mengevaluasi kinerja seluruh kepala desa di wilayahnya.

RY meninggal dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing hampir 1 kilogram. Anak dari pasangan Udin (32) dan Endah (38) ini sempat dirawat di RSUD R Syamsudin SH, Sukabumi, sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir.

Baca juga: Dedi Mulyadi Siap Bangun Jembatan Anak Sekolah Rp 3 Miliar di Sukabumi, tetapi Sayangkan Respons Bupati

Tragedi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai akses kesehatan dan perhatian aparat desa terhadap warganya.

Menurut Gubernur Dedi Mulyadi, kasus ini tidak seharusnya terjadi jika perangkat desa lebih peka dan tanggap terhadap kondisi masyarakat.

“Kepala desa itu harus mulai peka terhadap lingkungan, kemudian terbuka terhadap keluhan warga. Kan berbagai problem yang muncul saat ini itu akibat tidak pekanya terhadap urusan masyarakat,” kata Dedi di Gedung Sate, Bandung, Selasa (26/8/2025).

Dedi Mulyadi menyoroti kondisi keluarga RY yang ternyata juga memprihatinkan. Ayah RY menderita bronkitis, sedangkan ibunya mengidap TBC. Namun, perangkat desa dianggap tidak memberi perhatian.

“Setelah saya bertemu dengan bapaknya Raya, ternyata bapaknya tukang pijitnya Pak Kades. Nah, sekarang masa mijitin Pak Kades setiap hari, kemudian bapaknya Raya itu kena bronkitis, istri ibunya Raya kena TBC, kok enggak sampai diobatin,” ucap Dedi.

Baca juga: Kasus Infeksi Cacing di Sukabumi, Mensos Tekankan Pentingnya Peran Aparat Desa

Ia menegaskan, bila desa mengalami kesulitan dalam pembiayaan pengobatan, seharusnya bisa segera berkoordinasi dengan Pemprov Jawa Barat.

“Sekarang kalau bicara tidak ada uang untuk berobat, kan saya sudah membuka diri. Sudah lapor Gubernur ditangani, kan enggak ada masalah,” tambahnya.

Apakah Desa Kehilangan Sosok Tokoh?

Lebih jauh, Dedi juga menilai desa saat ini kehilangan figur penting yang dahulu menjadi motor pembangunan.

“Desa itu kehilangan tokoh loh sekarang. Tokoh yang mengerti lingkungan, tokoh yang mengerti pertanian, tokoh yang mengerti kehutanan, tokoh yang mengerti tata bangunan, tokoh yang mengerti tata ruang, tokoh-tokoh adat tuh hilang dari desa hari ini,” ungkapnya.

Baca juga: Kasus Balita Sukabumi Jadi Pembelajaran, Mensos Tekankan Pentingnya Pemutakhiran Data

Menurutnya, pada masa lalu, para tokoh masyarakat mampu membangun sawah, jalan, hingga saluran irigasi tanpa bantuan anggaran pemerintah. Oleh karena itu, ia mendorong agar ketokohan di desa kembali dihidupkan.

“Bayangin saja, orang tua kita dulu bisa membuat sawah di desa-desa loh tanpa anggaran, bisa membangun jalan tanpa anggaran, bisa membuat selokan tanpa anggaran,” pungkas Dedi.

Bagaimana Tanggapan Pemerintah Kabupaten Sukabumi?

Wakil Bupati Sukabumi, Andreas saat diwawancarai oleh awak media di dekat kediaman bocah Raya, Kamis (21/8/2025)KOMPAS.com RIKI ACHMAD SAEPULLOH Wakil Bupati Sukabumi, Andreas saat diwawancarai oleh awak media di dekat kediaman bocah Raya, Kamis (21/8/2025)

Halaman:


Terkini Lainnya
Menkeu Purbaya Sebut Pinjaman Pemerintah Pusat untuk Daerah Diberikan dengan Bunga 0,5 Persen
Menkeu Purbaya Sebut Pinjaman Pemerintah Pusat untuk Daerah Diberikan dengan Bunga 0,5 Persen
Sulawesi Selatan
Pemakaman Pakubuwono XIII Tidak Dilakukan pada Selasa Kliwon, Pegiat Budaya Ungkap Alasannya
Pemakaman Pakubuwono XIII Tidak Dilakukan pada Selasa Kliwon, Pegiat Budaya Ungkap Alasannya
Jawa Tengah
Apakah NIK KTP Anda Dipakai untuk Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengeceknya!
Apakah NIK KTP Anda Dipakai untuk Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengeceknya!
Jawa Timur
ASN Bolos Kerja Bisa Dipecat, Hak Tunjangan dan Pensiun Dicabut
ASN Bolos Kerja Bisa Dipecat, Hak Tunjangan dan Pensiun Dicabut
Lampung
AHY Menunggu Arahan Presiden untuk Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
AHY Menunggu Arahan Presiden untuk Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
Jawa Timur
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan 2025: Syarat Peserta dan Cara Cek Tunggakan
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan 2025: Syarat Peserta dan Cara Cek Tunggakan
Kalimantan Barat
Bukan Sekadar Indah, Ini Fakta Unik Pantai Kelingking Nusa Penida yang Mirip T-Rex
Bukan Sekadar Indah, Ini Fakta Unik Pantai Kelingking Nusa Penida yang Mirip T-Rex
Jawa Timur
Cara Cek NIK Terdaftar Pinjol atau Judol, Cuma Lewat Hp
Cara Cek NIK Terdaftar Pinjol atau Judol, Cuma Lewat Hp
Kalimantan Barat
Syarat Pemutihan BPJS Kesehatan 2025, Ini Peserta yang Bisa Mengajukan
Syarat Pemutihan BPJS Kesehatan 2025, Ini Peserta yang Bisa Mengajukan
Banten
Profil Gusti Purbaya: Kandidat Utama Pengganti Takhta Pakubuwono XIII
Profil Gusti Purbaya: Kandidat Utama Pengganti Takhta Pakubuwono XIII
Jawa Tengah
Apakah Onadio Leonardo Akan Direhabilitasi Setelah Asesmen BNNP?
Apakah Onadio Leonardo Akan Direhabilitasi Setelah Asesmen BNNP?
Jawa Timur
Pemkot Ungkap Penyebab Banjir Kaligawe Lama Surut, Kini Prioritaskan Penanganan Warga Terdampak
Pemkot Ungkap Penyebab Banjir Kaligawe Lama Surut, Kini Prioritaskan Penanganan Warga Terdampak
Jawa Tengah
7 Fakta Polemik Lift Kaca Pantai Kelingking Nusa Penida yang Tuai Protes Warga
7 Fakta Polemik Lift Kaca Pantai Kelingking Nusa Penida yang Tuai Protes Warga
Jawa Timur
Inflasi di Jateng Naik 0,40 Persen pada Oktober 2025, Dipicu Lonjakan Harga Emas, Telur, dan Cabai
Inflasi di Jateng Naik 0,40 Persen pada Oktober 2025, Dipicu Lonjakan Harga Emas, Telur, dan Cabai
Jawa Tengah
Gusti Purbaya, Kandidat Kuat Pengganti Mendiang Pakubuwono XIII
Gusti Purbaya, Kandidat Kuat Pengganti Mendiang Pakubuwono XIII
Jawa Tengah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau