Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macan Tutul Kabur ke Hutan Tangkubanparahu, Pengelola: Belum Ada Tanda-tanda

Kompas.com - 05/09/2025, 11:30 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com – Pencarian terhadap seekor macan tutul jawa (Panthera pardus melas) yang kabur dari kandang karantina Lembang Park and Zoo (LPZ) pada Kamis (28/8/2025) masih terus dilakukan. Tim gabungan meyakini satwa berusia 3,5 tahun itu telah bergerak ke arah hutan Gunung Tangkubanparahu, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Humas Lembang Park and Zoo, Miftah Setiawan, mengatakan jejak satwa tersebut ditemukan mengarah ke hutan lindung di kaki Gunung Tangkubanparahu. “Ada bukti-bukti jejak yang ditelusuri oleh tim. Diduga kuat macan tutul mengarah ke hutan lindung di kaki Gunung Tangkubanparahu,” kata Miftah saat dikonfirmasi, Kamis (4/9/2025).

Untuk mempercepat pencarian, petugas mengandalkan kombinasi penelusuran manual dan pemantauan menggunakan drone thermal setiap malam. “Tim yang siaga tetap ada. Pemantauan thermal drone tetap dilakukan di malam hari,” ujarnya.

Meski begitu, pihak pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Tangkubanparahu menegaskan belum ada tanda-tanda kehadiran satwa liar tersebut di kawasan mereka. “Belum ada tanda-tanda ke TWA Tangkubanparahu. Iya (ikut memantau informasi keberadaan macan tutul),” kata Pengelola TWA Tangkubanparahu, Putra Kaban.

Kronologi Kaburnya

Baca juga: Jejak Terakhir Macan Tutul Lembang Park and Zoo Mengarah ke Hutan Tangkuban Parahu

Macan tutul jantan itu sebelumnya dievakuasi dari Balai Desa Kutamandarakan, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan, setelah sempat menghebohkan warga setempat pada Selasa (26/8/2025) pagi. Hewan tersebut lalu dititipkan ke Lembang Park and Zoo oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat pada malam harinya.

Rencananya, satwa dilindungi itu menjalani observasi kesehatan di LPZ sebelum dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai, Kuningan. Namun, pada Kamis (28/8/2025) sekitar pukul 05.30 WIB, macan tutul berhasil menjebol atap kandang karantina dan melarikan diri. Padahal, satu jam sebelumnya hewan tersebut masih tercatat berada di dalam kandang dalam kondisi sehat.

“Yang lepas itu merupakan titipan dari Balai BKSDA, seekor macan tutul berusia sekitar tiga tahun. Hewan ini hasil rescue dari Kuningan,” kata Humas LPZ, Miftah Setiawan.

Menurut BBKSDA dan Forum Macan Tutul Jawa (FORMATA), satwa tersebut dalam kondisi sehat dan prima sehingga mampu bergerak cepat serta sulit dilacak.

Pencarian Diperluas

Baca juga: Macan Tutul Kabur dari Lambang Park Zoo, Kini Diduga Masuk Hutan Tangkuban Parahu

Awalnya, macan tutul sempat terdeteksi masih berada di dalam area kebun binatang. Namun sejak akhir Agustus, tanda-tanda keberadaannya hilang. Tim kemudian menemukan jejak yang mengarah ke kawasan hutan lindung Gunung Tangkubanparahu.

Kepala BBKSDA Jabar, Agus Arianto, menyebut arah pelarian satwa liar ini sudah diperkirakan. “Kita sudah prediksi, sifatnya kan dia menghindari manusia dan keramaian, dan kita ukur jarak lokasi dengan kawasan hutan terdekat itu 800 meter. Dan di situ juga habitatnya macan tutul, dan instingnya mencari tempat yang aman dan nyaman buat dia,” kata Agus.

Untuk memastikan keamanan, pengelola Lembang Park and Zoo menutup sementara operasional sejak peristiwa kaburnya satwa tersebut. Hingga pekan ini, belum ada laporan gangguan terhadap ternak warga sekitar maupun temuan visual langsung terkait keberadaan macan tutul tersebut.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Macan Tutul yang Kabur dari Lembang Park Lari ke Hutan Tangkubanparahu tapi Belum Masuk Area

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Cek Tarif Listrik PLN Subsidi dan Non-Subsidi 8–14 September 2025
Cek Tarif Listrik PLN Subsidi dan Non-Subsidi 8–14 September 2025
Jawa Timur
Warga Korea Ditahan di Pabrik Hyundai AS, Dijadwalkan Pulang dengan Pesawat Carteran
Warga Korea Ditahan di Pabrik Hyundai AS, Dijadwalkan Pulang dengan Pesawat Carteran
Jawa Timur
BPBD Ungkap Dugaan Penyebab Ambruknya Majelis Taklim Asobiyah Bogor saat Maulid, 4 Orang Korban Tewas
BPBD Ungkap Dugaan Penyebab Ambruknya Majelis Taklim Asobiyah Bogor saat Maulid, 4 Orang Korban Tewas
Jawa Barat
Sopir Diduga Kabur Usai Bus ALS Kecelakaan di Tol Padang-Sicincin, 2 Penumpang Tewas dan 29 Luka-luka
Sopir Diduga Kabur Usai Bus ALS Kecelakaan di Tol Padang-Sicincin, 2 Penumpang Tewas dan 29 Luka-luka
Sumatera Barat
Sidang Gugatan Rp 125 Triliun terhadap Wapres Gibran Rakabuming, Ini Isi Petitum di PN Jakpus
Sidang Gugatan Rp 125 Triliun terhadap Wapres Gibran Rakabuming, Ini Isi Petitum di PN Jakpus
Sumatera Selatan
Tarif Listrik per kWh 8–14 September 2025 Tetap, Ini Rinciannya
Tarif Listrik per kWh 8–14 September 2025 Tetap, Ini Rinciannya
Jawa Timur
Rekap Transfer Liga Inggris Musim Panas 2025, Liverpool Paling Boros
Rekap Transfer Liga Inggris Musim Panas 2025, Liverpool Paling Boros
Kalimantan Timur
Tarif Listrik PLN 8–14 September 2025: Stabil, Cek Tagihan dan Cara Isi Token
Tarif Listrik PLN 8–14 September 2025: Stabil, Cek Tagihan dan Cara Isi Token
Sumatera Utara
Lowongan Kerja BPJS Ketenagakerjaan September 2025, Berikut Syaratnya
Lowongan Kerja BPJS Ketenagakerjaan September 2025, Berikut Syaratnya
Banten
Cara Cek Bansos PKH September 2025, Ini Link Resmi dan Rincian Bantuan
Cara Cek Bansos PKH September 2025, Ini Link Resmi dan Rincian Bantuan
Banten
Cek Bansos September 2025: Insentif Guru Rp 2,1 Juta dan Bansos Kemensos BPNT Rp 600 Ribu Cair
Cek Bansos September 2025: Insentif Guru Rp 2,1 Juta dan Bansos Kemensos BPNT Rp 600 Ribu Cair
Banten
Harga BBM Pertamina, Shell, BP, dan Vivo Terbaru September 2025: Stabil Usai Libur Panjang
Harga BBM Pertamina, Shell, BP, dan Vivo Terbaru September 2025: Stabil Usai Libur Panjang
Lampung
Cek Bansos BPNT September 2025: Cara dan Syarat Penerima
Cek Bansos BPNT September 2025: Cara dan Syarat Penerima
Sulawesi Selatan
Timnas Indonesia vs Lebanon: Laga Penutup FIFA Matchday September
Timnas Indonesia vs Lebanon: Laga Penutup FIFA Matchday September
Jawa Timur
Mengapa Sherina Munaf Dipanggil Polisi Terkait Kucing Uya Kuya? Ini Penjelasannya 
Mengapa Sherina Munaf Dipanggil Polisi Terkait Kucing Uya Kuya? Ini Penjelasannya 
Jawa Timur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau