KOMPAS.com - Dewangga Naufal Al Yusen (13), santri Pondok Pesantren Asy-Syarifiy di Lumajang, Jawa Timur, masih terbaring lemas di tempat tidur akibat keracunan larutan Hydrochloric Acid (HCL) atau asam klorida.
Peristiwa tragis ini terjadi pada 10 Juli 2025, ketika Dewangga diduga dipaksa temannya menenggak larutan berbahaya tersebut Kondisi Dewangga membuatnya harus menjalani perawatan intensif dengan biaya tinggi.
Berikut tujuh fakta lengkap dari kasus ini:
Sejak tiga bulan terakhir, Dewangga mengalami penyumbatan saluran pencernaan dari lambung ke usus sehingga tidak bisa makan secara normal.
“Penyumbatan lambung, dari lambung ke usus. Jadi kalau makan muntah terus,” ujar Ratna Purwati, ibu Dewangga, Selasa (30/9/2025).
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, Dewangga harus menerima susu khusus melalui selang langsung ke perut. Harga susu dan obat mencapai Rp 1 juta per hari.
Berat badan Dewangga menurun drastis dari 39 kilogram menjadi 24 kilogram.
Baca juga: Kasus Santri Minum Larutan HCL di Pesantren Asy Syarifiy Lumajang Belum Dilaporkan ke Polisi
Dewangga menjalani perawatan di beberapa rumah sakit, mulai dari Lumajang, Jember, hingga RSUD dr. Soetomo Surabaya.
Menurut Ratna, “Awalnya 39 kilogram, pas di rumah sakit sampai 20 kilogram, sekarang sudah mendingan jadi 24 kilogram.”
Perawatan ini diperkirakan berlangsung hingga enam bulan sebelum operasi dilakukan untuk menangani luka di lambung Dewangga.
Dokter juga akan mengevaluasi kondisi gizinya agar operasi dapat dilakukan lebih cepat jika nutrisi tercukupi.
Kebutuhan pengobatan Dewangga sangat tinggi. Setiap hari ia membutuhkan dua kaleng susu khusus senilai Rp 1 juta ditambah obat-obatan.
Keluarga membuka donasi melalui Kitabisa.com dan rekening pribadi ibu korban (BCA 3870361580).
Ratna menambahkan, “Sebenarnya dari pondok sudah buka donasi lewat Kitabisa.com, tapi kan proses pencairannya lama, sedangkan kebutuhan susu dan obat setiap hari tinggi. Semoga bisa terpenuhi.”
Hingga Selasa (30/9/2025) pukul 14.00 WIB, donasi yang terkumpul di Kitabisa.com sebesar Rp 15.894.522 dari target Rp 225 juta.
Baca juga: Kisah Tragis Santri di Lumajang Diduga Dipaksa Teman Tenggak HCL, Berat Badan Turun 15 Kg