“Ishiba sudah menghadapi tekanan politik besar. Pengunduran dirinya tidak terelakkan,” ujar Kazutaka Maeda, ekonom di Meiji Yasuda Research Institute. “Koizumi diperkirakan tidak membawa perubahan signifikan, sementara Takaichi bisa menimbulkan kekhawatiran pasar dengan kebijakan fiskalnya,” lanjut Maeda.
Baca juga: Ramalan Eks PM Jepang Mencuat Lagi, Asia Timur Bisa Bernasib seperti Ukraina karena Trump
Meski LDP masih menjadi partai terbesar di majelis rendah, kekalahan beruntun membuat masa depan politik partai ini tidak sepenuhnya aman.
Presiden baru LDP belum tentu otomatis menjadi perdana menteri, meskipun peluangnya tetap besar.
Beberapa analis menilai bahwa pemimpin LDP berikutnya mungkin memilih untuk menggelar pemilu dini guna memperkuat legitimasi politik mereka.
Namun, survei Kyodo menunjukkan bahwa 55 persen responden tidak menganggap pemilu lebih awal diperlukan.
Di sisi lain, oposisi Jepang masih terfragmentasi. Partai Sanseito, kelompok sayap kanan ekstrem yang mengusung agenda anti-imigrasi, justru mengalami kenaikan suara signifikan pada pemilu Juli lalu.
Mereka mendorong ide-ide yang sebelumnya dianggap ekstrem ke panggung utama politik Jepang.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya dan PM Jepang Shigeru Ishiba Siap Mundur untuk Hindari Perpecahan Partai.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini