KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan wilayah berpotensi cuaca ekstrem pada Rabu (20/8/2025) ini sampai Senin (25/8/2025).
Dalam sepekan mendatang, sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi mengalami pembentukan awan hujan yang cukup signifikan.
Kondisi tersebut dipicu oleh interaksi berbagai faktor atmosfer skala global, regional, hingga lokal.
“Mempertahankan atmosfer berada dalam kondisi labil dan mendukung perkembangan awan konvektif,” bunyi keterangan BMKG dikutip dari Instagram resmi.
Baca juga: Kenali Beda Tanda Hujan Deras Berdurasi Singkat dan Gerimis yang Berlangsung Lama
Aktivitas atmosfer tersebut berpotensi menghasilkan hujan dengan intensitas bervariasi, mulai dari ringan hingga lebat.
Pada skala global, indeks Dipole Mode tercatat bernilai -0,84, yang berperan dalam meningkatkan pasokan uap air di Samudra Hindia bagian barat Sumatera.
Fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) saat ini berada pada fase 3 (Samudra Hindia Bagian Timur) dan diperkirakan akan menguat, lalu bergeser ke fase 4 memasuki wilayah Indonesia.
Selain itu, pada skala regional diperkuat oleh adanya gelombang-gelombang tropis, seperti Gelombang Kelvin dan Mixed Rossby-Gravity yang terpantau aktif di beberapa wilayah.
Kemudian, gelombang berfrekuensi rendah (low frequency) juga persisten aktif yang mendukung proses pembentukan awan hujan di area tersebut.
Baca juga: Tak Hanya Merusak, Badai Tropis Juga Memberi Manfaat bagi Bumi, Apa Saja?
Faktor penguat lainnya datang dari sirkulasi siklonik di Samudra Hindia sebelah Barat Sumatera bagian barat.
Sirkulasi siklonik itu memicu perlambatan angin (zona konvergensi) yang membentang memanjang di sejumlah wilayah.
Keberadaan zona konvergensi dan belokan angin ini menjadi pemicu tambahan bagi pertumbuhan awan hujan di wilayah yang terlewati.
“Melihat perkembangan dinamika atmosfer tersebut, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan sigap menghadapi potensi cuaca ekstrem berupa hujan berintensitas sedang hingga lebat, disertai angin kencang dan gelombang laut tinggi yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat,” jelas BMKG.
Baca juga: Mengapa Awan Mendung Bisa Terlihat Terang Saat Malam?
Berikut ini prakiraan cuaca ekstrem pada hari ini sampai dengan Senin awal pekan depan:
Baca juga: BMKG Rilis 13 Zona Megathrust di Indonesia, Mana yang Potensi Gempanya Terbesar?
Baca juga: Ramai soal Kemunculan “Rip Current” di Pantai Parangtritis dan Disebut Berbahaya, Apa Itu?
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini