Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benua Australia Bergerak Makin Dekat ke Indonesia, Pakar ITB dan BRIN Ungkap Risikonya

Kompas.com - 06/09/2025, 08:00 WIB
Rheandita Vella Aresta,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Dengan begitu, hal ini menimbulkan konsekuensi ekologis yang tidak bisa diprediksi di sana.

Baca juga: PPI Australia Kecam Komisi XI DPR RI yang ke Luar Negeri saat Ada Demo

Kenapa Benua Australia terus bergerak?

Heri melanjutkan bahwa pergerakan Lempeng Australia merupakan proses alami dari dinamika Bumi.

Setiap tahun, lempeng ini bergerak sekitar 7 sentimeter ke arah utara hingga bertabrakan dengan Lempeng Eurasia.

“Dalam skala geologi, 50 juta tahun lagi Lempeng Australia akan semakin menghunjam ke bawah wilayah Indonesia bagian timur," tutur Heri.

Dia mengatakan, hal ini disebabkan oleh energi penggerak lempeng yang datang dari arus konveksi mantel Bumi.

Sementara itu, Peneliti Geologi dan Kebencanaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Danny Hilman Natawidjaja, menambahkan bahwa pergerakan ini disebabkan oleh dua lempeng yang bertumbukan.

"Karena lempengnya itu (Australia) bagian kerak samudranya dihunjamkan di zona subduksi yang menjadi gempa megathrust yang ada di bawah Pulau Jawa," ujar dia, dikutip dari Kompas.com (1/3/2025).

Sementara itu, lempeng di bagian Indonesia timur tidak menghunjam ke bawah, tetapi bertabrakan. Peristiwa ini juga terjadi sejak lama dan akan terus berlangsung seperti itu.

"Timur itu sebetulnya berasal dari Australia dulunya. Jadi (dulu) sudah ditabrakkan terus loncat istilahnya ke pulau timur yang ada di Kepulauan Indonesia. Lama-lama semuanya ditabrakkan dan jadi satu, Australia sama Indonesia," imbuh dia.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau