Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

21 Tahun Berlalu dan Negara Tak Kunjung Tuntaskan Kasus Munir...

Kompas.com - 07/09/2025, 08:15 WIB
Alinda Hardiantoro,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sudah 21 tahun berlalu sejak kematian Munir Said Thalib, namun negara belum juga menuntaskan kasusnya.

Hal itu disuarakan oleh Suciwati, istri Munir, dalam Aksi Kamisan ke-876 bertajuk “Mengenang 21 Tahun Pembunuhan Munir: Indonesia Darurat Kekerasan dan Ketidakadilan” yang digelar di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (4/9/2025).

“Peringatan ini bukan hanya sekadar mengenang, tetapi juga mengingatkan publik bahwa negara belum menuntaskan kasus tersebut,” ujar Suciwati, dikutip dari Kompas.com, Kamis (4/9/2025). 

Ia menegaskan, meski presiden sudah berganti, tak satu pun yang benar-benar menyelesaikan misteri kematian Munir. Kepada Presiden Prabowo, Suciwati bahkan mengaku sudah tidak banyak berharap.

Seperti ratusan aksi sebelumnya, massa kompak mengenakan pakaian serba hitam sebagai simbol duka dan perlawanan. Spanduk, flyer, serta poster tuntutan kembali diangkat tinggi-tinggi.

Selain mengenang Munir, aksi itu juga menyoroti kondisi HAM terkini, termasuk kasus kematian pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang dilindas kendaraan taktis Brimob.

Suciwati menilai, situasi HAM di Indonesia tidak kunjung membaik.

Baca juga: Kesaksian Eks Petinggi BIN: Munir Dibunuh dalam Operasi Intelijen, Ada Aliran Dana

Munir meninggal di udara

Semasa hidupnya, Munir adalah aktivis yang lantang membela HAM. Dia juga menjadi salah satu pendiri Komisi untuk Orang Hilang dan korban Tindak Kekerasan (kontraS).

Namun, api perjuangannya dihentikan melalui tragedi perjalanan udara di pesawat Garuda Indonesia dari Jakarta menuju ke Belanda pada 7 September 2004 silam.

Kala itu, Munir hendak terbang ke Belanda untuk melanjutkan studinya. Dia dijadwalkan menggunakan pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 974.

Dikutip dari Kompas.com, Rabu (2022), pesawat itu sempat transit di Bandara Changi, Singapura pada 7 September 20224 sekitar pukul 00.40 WIB. 

Di sana, Munir duduk di Coffee Bean sebelum melanjutkan perjalanan menuju ke Amsterdam, Belanda pada 01.50 WIB.

Tiga jam setelah pesawat lepas landas, aktivis HAM itu mengalami sakit perut sehingga membuatnya harus bolak-balik ke toilet.

Kru pesawat kemudian memindahkannya dari kursi 40G ke 1J untuk mendapat perawatan.

Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Munir dinyatakan meninggal ketika pesawat masih di ketinggian 40.000 kaki di atas Rumania pada 7 September 2004 pukul 08.10 WIB.

Baca juga: Catatan September Hitam Indonesia: Tragedi 1965, Kematian Munir, hingga 17+8 Tuntutan Rakyat

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau