Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MBG Tidak Sesuai Selera Anak Picu "Food Waste", Pengamat Beri Catatan untuk Pemerintah

Kompas.com - 17/09/2025, 10:15 WIB
Rheandita Vella Aresta,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah dinilai kurang efektif sehingga menimbulkan limbah sisa makanan atau food waste.

Salah satunya disebabkan oleh waktu pembagian MBG yang dekat dengan jam sarapan anak, seperti yang  terjadi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pandian 1, Sumenep Jawa Timur.

Kepala SDN Pandian 1, Kusniah mengatakan, bahwa banyak siswa sudah sarapan di rumah sebelum berangkat ke sekolah sehingga enggan mengonsumsi MBG, dikutip dari Kompas.com, Rabu (10/9/2025).

Sementara itu, warganet di X juga mengungkap bahwa perbedaan selera makanan antardaerah dan menu yang tidak sesuai dengan rentang usia murid menjadi penyebab lain dari timbunan food waste akibat MBG.

"Tapi dengan adanya sisa makanan ini, jangan sampai salahin anaknya. Namanya anak-anak pasti punya preferensi makan sendiri dan orang tua pasti lebih tau. Belum tentu juga kalo di bawa ke Papua atau daerah pedalaman mereka mau menerima menu seperti ini," tulis akun @St*********p, Jumat (5/9/2025).

"Anakku TK, ... menu MBG buat sekolahnya kemarin telor dibalado dan pedas katanya jadi nggak kemakan telornya," tulis @*a******_, Rabu (16/7/2025).

Lantas, bagaimana pengamat menanggapi permasalahan food waste MBG tersebut?

Baca juga: Respons BGN soal Surat Pernyataan MBG yang Minta Orangtua Tanggung Risiko Keracunan

Catatan pengamat

Pengamat Pendidikan Ina Liem menilai bahwa persoalan-persoalan yang muncul menandai bahwa program MBG tidak berbasis data sehingga rawan tidak tepat sasaran.

Menurut dia, proses pemilihan tender juga patut dipertanyakan.

"(Pemilihan tender) Apakah transparan atau asal tunjuk? Apakah melibatkan ahli gizi tersertifikasi, atau berdasarkan kedekatan dengan pembuat kebijakan?" ujar Ina saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/9/2025).

Karena itu dia menyarankan agar program MBG tidak dilakukan secara asal-asalan sebab tujuan gizi anak bisa tidak tercapai dan anggaran justru terbuang.

"Saran saya, jangan langsung dipaksakan nasional, tetapi mulai dari pilot project berbasis data lokal, dievaluasi, baru diperluas," tutur Ina.

Sementara itu, Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Sri Raharjo menyoroti beberapa faktor MBG bisa menimbulkan food waste.

Faktor tersebut mulai dari rasa yang tidak sesuai selera anak, misalnya terlalu hambar, sampai  standar porsi yang tidak sesuai dengan kebutuhan individu, yaitu porsi yang sama untuk anak jenjang TK dan SMA.

Karena itu, dia memberikan beberapa catatan yang dapat dilakukan pemerintah agar program MBG tidak lagi menyumbangkan food waste.

Halaman:


Terkini Lainnya
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Warganet Pertanyakan Reaktivasi Jalur KA Purwokerto–Wonosobo, Ini Tanggapan KAI
Warganet Pertanyakan Reaktivasi Jalur KA Purwokerto–Wonosobo, Ini Tanggapan KAI
Tren
Mengenal QRIS Tap, Apa Bedanya dengan QRIS Biasa?
Mengenal QRIS Tap, Apa Bedanya dengan QRIS Biasa?
Tren
Kronologi Pemuda Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga Usai Dilarang Tidur Dini Hari
Kronologi Pemuda Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga Usai Dilarang Tidur Dini Hari
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau