KOMPAS.com - Langit malam sepanjang November 2025 akan dipenuhi berbagai fenomena langit menarik.
Mulai dari supermoon paling besar tahun ini, hujan meteor, hingga Komet Lemmon berwarna hijau yang mungkin tampak dengan mata telanjang.
Baca juga: Peneliti BRIN Jelaskan Alasan Warna Langit Senja Bisa Beragam Warna
Lantas, apa saja fenomena langit pada bulan November 2025? Berikut urutan peristiwa astronomi yang bisa teramati bulan ini.
Dilansir dari Starwalk Space, awal bulan dibuka dengan penampakan Bulan yang tampak dekat dengan Saturnus dan Neptunus di langit malam.
Fenomena ini bisa dilihat sejak senja di arah selatan pada Minggu (2/11/2025).
Saturnus akan tampak berwarna keemasan, sedangkan Neptunus terlihat samar dan memerlukan teropong untuk diamati.
Pada Selasa (4/11/2025) hingga Rabu (5/11/2025), Bulan mencapai fase purnama sekaligus titik terdekatnya dengan Bumi.
Dilansir dari National Geographic, Jumat (31/10/2025), supermoon ini akan tampak 7,9 persen lebih besar dan 16 persen lebih terang dari biasanya.
Dikenal juga sebagai Hunter's Moon atau Beaver's Moon, cahaya Bulan akan sangat kuat dan terlihat jelas di seluruh wilayah Indonesia.
Waktu terbaik melihatnya adalah saat Bulan baru terbit di ufuk timur sekitar pukul 18.00 waktu setempat.
Baca juga: Rasi Bintang Orion Sudah Terlihat di Langit Indonesia, Begini Penjelasan BRIN
Setelah supermoon, langit akan dihiasi hujan meteor Taurid. Puncak Taurid Selatan terjadi pada Selasa (4/11/2025) hingga Rabu (5/11/2025), disusul Taurid Utara pada Selasa (11/11/2025) hingga Rabu (12/11/2025).
Dikutip dari National Geographic, Selasa (28/10/2025), hujan meteor ini biasanya menghasilkan sekitar 5–10 meteor per jam. Akan tetapi, kadang muncul bola api terang (fireballs) yang lebih mencolok.
Kedua hujan meteor ini tampak dari arah rasi Taurus dan bisa diamati setelah tengah malam.
Fenomena langit makin menarik ketika Komet Lemmon mencapai titik terdekatnya dengan Matahari (perihelion) pada Sabtu (8/11/2025).
Berdasarkan Sky Tonight, komet hijau ini bisa terlihat tanpa teleskop. Fenomena langit ini paling dapat diamati terutama di daerah dengan langit gelap.
Pengamat di belahan utara akan lebih dulu melihatnya sebelum komet bergeser ke langit selatan di pertengahan bulan.
Baca juga: Peneliti BRIN Ungkap Sisa Fenomena Langit Bulan Oktober yang Bisa Diamati dari Indonesia
Fenomena berikutnya adalah hujan meteor Leonid yang puncaknya terjadi pada Senin (17/11/2025) hingga Selasa (18/11/2025).
Tahun ini kondisi langit ideal karena puncak Leonid jatuh tiga hari sebelum bulan baru, sehingga tidak terganggu cahaya Bulan.
Di bawah langit gelap, masyarakat bisa melihat hingga 15 meteor per jam yang melintas cepat di sekitar rasi Leo menjelang dini hari.
Fase bulan baru atau new moon terjadi pada Kamis (20/11/2025), menjadi malam paling gelap di bulan ini.
Inilah waktu terbaik untuk stargazing atau melihat gugus bintang seperti Pleiades dan Hyades di konstelasi Taurus.
Dengan langit tanpa cahaya Bulan, bintang-bintang akan tampak lebih terang dan berkelap-kelip jelas.
Baca juga: 10 Fenomena Langit Oktober 2025, Ada 4 Hujan Meteor dan Supermoon
Sehari setelah bulan baru, planet Uranus mencapai oposisi pada Jumat (21/11/2025).
Posisi ini ketika planet berada berseberangan dengan Matahari dari sudut pandang Bumi.
Peristiwa ini membuat Uranus tampak paling terang sepanjang tahun, meski masih sulit dilihat dengan mata telanjang.
Anda bisa menggunakan teropong untuk melihat cahaya kebiruannya di sekitar rasi Taurus.
Baca juga: Asteroid Seukuran Gedung Pencakar Langit Melintas Dekat Bumi Hari ini, Apakah Berisiko?
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang