YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Keraton Yogyakarta telah menyetujui penyewaan lahan seluas 320.000 meter persegi untuk proyek pembangunan jalan tol dengan skema sewa jangka panjang.
Penghageng II Panitikismo, KRT Suryo Satriyanto, menjelaskan bahwa dalam kesepakatan ini, pemerintah akan menyewa lahan yang berstatus Sultan Ground (SG).
"Harga (sewa) Rp 12.500 per meter per tahun, atau setara Rp 500.000 per meter untuk jangka waktu 40 tahun," ujarnya dalam keterangan tertulis pada Kamis (24/7/2025).
Baca juga: Gusti Moeng Desak Dana Hibah Keraton Surakarta Tidak Lagi Masuk Rekening Pribadi Sinuhun
Total nilai sewa yang disepakati mencapai Rp 160 miliar, yang menurutnya tergolong rendah jika dibandingkan dengan manfaat dari proyek jalan tol berskala strategis nasional.
Seluruh lahan yang disewakan berstatus Sultan Ground.
Beberapa bidang sebelumnya merupakan tanah anggaduh kalurahan, yang merupakan hak pakai oleh pemerintah desa.
Namun, hak anggaduh tersebut telah resmi dikembalikan kepada Kraton, sehingga kini seluruh bidang lahan berstatus murni Sultan Ground.
"Kembalinya hak anggaduh ini menjadi syarat penting agar proses sewa tidak menimbulkan tumpang tindih administratif," kata KRT Suryo.
Sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi, Keraton memberikan kompensasi tahunan kepada kalurahan yang telah mengembalikan hak anggaduh tersebut.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Roy Rizali Anwar, memastikan bahwa seluruh biaya sewa akan ditanggung oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
“Masuk ke investasinya BUJT. Rp 160 miliar untuk 320.000 meter persegi, selama masa konsesi,” kata Roy di Jakarta, Senin (21/07).
Baca juga: Gusti Moeng Desak Dana Hibah Keraton Surakarta Tidak Lagi Masuk Rekening Pribadi Sinuhun
Lahan Sultan Ground ini akan digunakan untuk dua Proyek Strategis Nasional (PSN): Jalan Tol Solo–Yogyakarta–Kulon Progo dan Jalan Tol Yogyakarta–Bawen.
Untuk proyek Tol Solo–Yogyakarta–Kulon Progo, lahan yang digunakan mencapai 245.302 meter persegi, yang terdiri dari 177 bidang tanah desa dan 17 bidang Sultan Ground.
Proyek ini terbagi dalam tiga tahap, di mana ruas Klaten–Prambanan telah selesai dan kini beroperasi tanpa tarif.
Ruas Prambanan–Purwomartani telah mencapai progres 78,93 persen, sementara ruas lainnya masih dalam tahap pembangunan.