Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Ungkap Penyebab Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Masih Rendah

Kompas.com - 29/04/2025, 07:13 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan penyebab tingkat literasi dan keuangan syariah Indonesia yang masih rendah.

Pada Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, indeks literasi keuangan syariah sebesar 39,11 persen dan indeks inklusi keuangan syariah sebesar 12,88 persen.

Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan indeks literasi keuangan Indonesia secara umum yang sebesar 65,43 persen maupun indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen.

Baca juga: Anak Muda dalam Jeratan Pinjaman Online dan Rendahnya Literasi Keuangan

Dengan kata lain, terdapat selisih sekitar 26,32 persen untuk indeks literasi keuangannya dan 62,14 persen untuk indeks inklusi keuangannya.

Hal ini mencerminkan masih banyak penduduk Indonesia yang belum mengetahui dan menggunakan produk keuangan syariah.

Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK M. Ismail Riyadi mengatakan, besarnya gap tersebut disebabkan karena produk keuangan syariah yang belum merata.

"Paling tidak kita melihat ada beberapa isu ya. Literasi ini tidak diikuti di syariah, tidak diikuti dengan penggunaan," ujarnya di Menara Radius Prawiro, Jakarta, Senin (28/4/2025).

Selain itu, produk keuangan syariah masih belum menjadi pilihan utama penduduk Indonesia.

Kedua faktor tersebut terlihat dari masih sedikitnya jumlah kantor perbankan yang melayani keuangan syariah.

Sebaran kantor cabang perbankan syariah juga masih belum merata ke seluruh pelosok daerah.

"Kan bank tidak perlu hadir membuka cabang di daerah, tetapi gunakan warung, perorangan, toko kelontong untuk bisa menjadi agen bank yang bisa membuka rekening maupun produk lain-lain di situ. Nah itu juga masih kurang," ungkapnya.

Oleh karena itu, OJK bekerja sama dengan seluruh pihak berupaya untuk mendorong inovasi produk keuangan syariah agar kualitas dan jenis produknya bisa bersaing dengan produk keuangan konvensional.

Bersamaan dengan itu, OJK berupaya meningkatkan literasi masyarakat bahwa layanan dan produk keuangan syariah tidak hanya boleh digunakan oleh masyarakat beragama Islam.

"Banyak teman-teman kita menganggap produk ini hanya untuk muslim, padahal produk ini adalah untuk semua orang, tidak ada perbedaan agama," tegasnya.

Baca juga: Pendidikan Keuangan Syariah Jadi Kunci Penguatan Ekonomi Islam

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau