JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menilai fenomena job hugging banyak dialami lulusan sarjana.
Job hugging merujuk pada kondisi pekerja yang bertahan di satu pekerjaan demi rasa aman.
"Itu sering dialami biasanya di kalangan kawan-kawan (lulusan) sarjana. Karena mereka kan terbatas ya, penyerapan tenaga kerjanya sesuai keahlian," kata Said Iqbal usai konferensi pers menanggapi revisi Undang-Undang Ketenagakerjaan di Jakarta Pusat, Rabu (24/9/2025).
Baca juga: Job Hugging dan Generasi Tanpa Pilihan
Menurut Iqbal, job hugging muncul karena jumlah tenaga kerja tidak sebanding dengan lowongan.
Akibatnya, banyak pekerja enggan berganti pekerjaan meski tidak puas dengan gaji atau lingkungan kerja.
"Mereka bertahan untuk tidak mencari, atau keluar dari pekerjaan yang lama untuk mencari pekerjaan yang baru. Padahal dia tidak suka lagi bekerja, atau penghasilannya murah," ujar Iqbal.
Iqbal menekankan perlunya penciptaan lapangan kerja baru.
"Sehingga harus diciptakan lapangan kerja yang baru. Ini tugas pemerintah, untuk menciptakan lapangan kerja yang baru," tegasnya.
Fenomena job hugging kian terasa di banyak perusahaan. Kondisi ini muncul seiring melambatnya pasar tenaga kerja dan meningkatnya kekhawatiran ekonomi.
"Tren PHK yang muncul setelah masa pemulihan dari periode Covid 2020, justru memperparah kurangnya keamanan di pasar kerja yang sudah terdampak," kata Jennifer Schielke, CEO sekaligus pendiri Summit Group Solutions, dikutip Forbes, Jumat (19/9/2025).
Baca juga: Cerita Para Pekerja Job Hugging: Mengapa Mereka Enggan Pindah Kerja?
Schielke menilai job hugging menciptakan ilusi loyalitas, tetapi pada kenyataannya stagnasi.
Bryan Robinson, Ph.D, menambahkan, banyak pekerja generasi Z bertahan bukan karena berkembang, melainkan demi keamanan finansial.
Lonjakan harga, gelombang PHK, dan ketidakpastian ekonomi membuat banyak orang khawatir kehilangan penghasilan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang