JAKARTA, KOMPAS.com - Managing Director Instellar Invesment Stephany Hermawan, tak menampik bahwa bisnis perusahaan rintisan atau startup banyak yang sudah berguguran hingga saat ini.
Lalu, kenapa banyak startup gulung tikar?
Stephany memaparkan, ada beberapa kesalahan umum yang dilakukan sehingga membuat startup cepat merugi hingga gulung tikar.
Baca juga: Trump Naikkan Biaya Visa H-1B Jadi Rp 1,6 Miliar, Startup Eropa Diuntungkan
Ilustrasi startup, perusahan rintisan.Alasan pertama banyak startup berguguran adalah lantaran melakukan ekspansi terlalu cepat sebelum waktunya (premature scaling).
Ini menyebabkan penggunaan sumber daya secara berlebihan dan tidak efisien, melebihi kapasitas sebenarnya.
“Selain itu tak sedikit juga startup yang didirikan menyimpang dari misi awal hingga kehilangan arah dan tujuan utama bisnis,” ujarnya dalam Peluncuran The Zebra Accelertor Playbook yang bekerjasama dengan Kompas Gramedia di Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Kesalahan selanjutnya adalah karena terus menerus mengandalkan pendanaan eksternal untuk mendorong pertumbuhan yang sebenarnya tidak berkelanjutan.
Baca juga: Valuasi Startup Teknologi Tembus 1,3 Triliun Dollar AS, OpenAI di Puncak
“Menjadi sangat rentan saat memasuki masa kesulitan pendanaan eksternal yang dapat memicu krisis keuangan, kehabisan kas, pemutusan hubungan kerja, hingga penutupan usaha,” kata dia.
Karena itulah menurut Stephany, pendekatan Zebra yang stabil, berkelanjutan, dan berdampak menjadi alternatif yang relevan untuk startup.