JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut dua wilayah di Indonesia, yakni Merauke di Papua dan Jawa Timur, sebagai lokasi paling potensial untuk pembangunan pabrik etanol.
Kedua daerah itu dinilai memiliki pasokan bahan baku melimpah, baik dari tebu maupun sagu.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, mengatakan, potensi pengembangan pabrik etanol bergantung pada ketersediaan bahan bakunya.
Saat ini, daerah dengan kapasitas produksi molases terbesar ada di Jawa Timur, sehingga menjadi pusat utama industri etanol berbasis tebu.
Baca juga: Wamen Investasi: Toyota Tertarik Bangun Pabrik Etanol di Indonesia
“Nah kalau pabrik etanol itu tergantung bahan bakunya, jadi yang paling potensial sekarang, yang ada sekarang itu kan yang paling banyak itu di Jawa Timur. Karena molasenya ada di sana,” ujar Putu saat ditemui di gedung Kemenperin, Jakarta Selatan, Rabu (29/10/2025).
“Nah nanti kalau yang di Merauke sudah terbangun, itu memang di Merauke, kalau kita berbasis molases, jadi memang seperti itu,” paparnya.
Pemerintah juga tengah mengkaji pengembangan etanol dari sagu.
Bahan baku ini banyak ditemukan di kawasan timur Indonesia, sehingga wilayah seperti Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, hingga Sumatera berpeluang menjadi sentra baru produksi bioetanol.
Putu mengaku Kementerian Perindustrian dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mendalami sagu sebagai bahan baku utama produksi etanol.
“Kalau nanti kita berbasis umpamanya sagu, ini yang sedang dikaji dengan BRIN, kita coba ini kan, ya nanti di beberapa tempat, kayak umpamanya di Papua, Maluku, Sulawesi, sampai Kalimantan, sampai Sumatera ini bagus untuk etanol yang berbasis,” katanya.
Tak hanya itu, rencana pembangunan pabrik etanol milik PTPN III (Persero) di Jawa Timur juga mendapat perhatian dari Kemenperin.
Putu menyebut pihaknya terus berkoordinasi dengan berbagai kementerian terkait untuk pengembangan industri etanol dari tebu yang sejalan dengan program swasembada gula nasional.
“Kalau basisnya dari tebu, pasti kita akan berdiskusi, termasuk dengan kementerian lain,” lanjutnya.
Ia menambahkan, produksi gula nasional terus meningkat signifikan, dari 2,3 juta ton menjadi 2,8 juta ton.
Ia optimistis, dengan tambahan lahan sekitar 700.000 hektar, Indonesia bisa mencapai swasembada gula dan memperkuat pasokan bahan baku etanol.
Ia juga menyoroti potensi tinggi dari berbagai daerah penghasil tebu, seperti Blitar, Tegal, Sumba, hingga Sumatera Selatan, yang menunjukkan peningkatan produktivitas dan rendemen tebu.
Dengan melimpahnya bahan baku di berbagai daerah, Kemenperin optimistis industri etanol Indonesia dapat tumbuh pesat dan menjadi bagian penting dari transformasi energi nasional berbasis biofuel.
Baca juga: PTPN III Bangun Pabrik Etanol dan Biodiesel, Pertamina Siap Jadi Off Taker
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang