Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenperin: Papua dan Jawa Timur Jadi Lokasi Paling Potensial untuk Pabrik Etanol

Kompas.com - 29/10/2025, 14:38 WIB
Suparjo Ramalan ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut dua wilayah di Indonesia, yakni Merauke di Papua dan Jawa Timur, sebagai lokasi paling potensial untuk pembangunan pabrik etanol.

Kedua daerah itu dinilai memiliki pasokan bahan baku melimpah, baik dari tebu maupun sagu.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, mengatakan, potensi pengembangan pabrik etanol bergantung pada ketersediaan bahan bakunya.

Saat ini, daerah dengan kapasitas produksi molases terbesar ada di Jawa Timur, sehingga menjadi pusat utama industri etanol berbasis tebu.

Baca juga: Wamen Investasi: Toyota Tertarik Bangun Pabrik Etanol di Indonesia

“Nah kalau pabrik etanol itu tergantung bahan bakunya, jadi yang paling potensial sekarang, yang ada sekarang itu kan yang paling banyak itu di Jawa Timur. Karena molasenya ada di sana,” ujar Putu saat ditemui di gedung Kemenperin, Jakarta Selatan, Rabu (29/10/2025).

“Nah nanti kalau yang di Merauke sudah terbangun, itu memang di Merauke, kalau kita berbasis molases, jadi memang seperti itu,” paparnya.

Pemerintah juga tengah mengkaji pengembangan etanol dari sagu.

Bahan baku ini banyak ditemukan di kawasan timur Indonesia, sehingga wilayah seperti Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, hingga Sumatera berpeluang menjadi sentra baru produksi bioetanol.

Putu mengaku Kementerian Perindustrian dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mendalami sagu sebagai bahan baku utama produksi etanol.

“Kalau nanti kita berbasis umpamanya sagu, ini yang sedang dikaji dengan BRIN, kita coba ini kan, ya nanti di beberapa tempat, kayak umpamanya di Papua, Maluku, Sulawesi, sampai Kalimantan, sampai Sumatera ini bagus untuk etanol yang berbasis,” katanya.

Tak hanya itu, rencana pembangunan pabrik etanol milik PTPN III (Persero) di Jawa Timur juga mendapat perhatian dari Kemenperin.

Putu menyebut pihaknya terus berkoordinasi dengan berbagai kementerian terkait untuk pengembangan industri etanol dari tebu yang sejalan dengan program swasembada gula nasional.

“Kalau basisnya dari tebu, pasti kita akan berdiskusi, termasuk dengan kementerian lain,” lanjutnya.

Ia menambahkan, produksi gula nasional terus meningkat signifikan, dari 2,3 juta ton menjadi 2,8 juta ton.

Ia optimistis, dengan tambahan lahan sekitar 700.000 hektar, Indonesia bisa mencapai swasembada gula dan memperkuat pasokan bahan baku etanol.

Ia juga menyoroti potensi tinggi dari berbagai daerah penghasil tebu, seperti Blitar, Tegal, Sumba, hingga Sumatera Selatan, yang menunjukkan peningkatan produktivitas dan rendemen tebu.

Dengan melimpahnya bahan baku di berbagai daerah, Kemenperin optimistis industri etanol Indonesia dapat tumbuh pesat dan menjadi bagian penting dari transformasi energi nasional berbasis biofuel.

Baca juga: PTPN III Bangun Pabrik Etanol dan Biodiesel, Pertamina Siap Jadi Off Taker

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau