Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Bakal Produksi Etanol, Mentan Sebut 1 Juta Hektar Lahan Disiapkan untuk Bahan Baku

Kompas.com - 21/10/2025, 16:40 WIB
Suparjo Ramalan ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menyiapkan langkah besar untuk mengembangkan etanol sebagai sumber energi masa depan di Indonesia.

Program ini akan ditopang dengan pembukaan 1 juta hektar (ha) lahan baru untuk bahan baku produksi etanol.

Adapun bahan baku etanol berasal dari tebu dan singkong, dua komoditas yang bisa dibudidayakan luas di berbagai wilayah di Tanah Air.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengatakan visi jangka panjang pemerintah adalah menjadikan etanol sebagai sumber energi masa depan.

Baca juga: Menko Zulhas: Tahun Depan Bensin Harus Dicampur Etanol 10 Persen

Menurutnya, mimpi besar sektor pertanian tidak hanya berfokus pada penyediaan pangan, tetapi juga sebagai penggerak utama transisi menuju energi hijau.

“Itu mimpi kita, etanol ke depan. Kita, sumber etanol bahan-bahannya adalah tebu dan singkong,” ujar Amran saat ditemui di gedung Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Selasa (21/10/2025).

Program besar ini merupakan perintah langsung Presiden Prabowo Subianto.

Kini, Kementerian Pertanian (Kementan) sedang berkoordinasi dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) untuk menentukan lokasi lahan yang akan digunakan.

Amran menyebut lahan seluas 1 juta hektar itu akan disebar di berbagai wilayah dengan kondisi agroklimat yang mendukung.

“Doakan kami koordinasi dulu dengan Menteri ATR/BPN. Lahannya 1 juta, itu perintah Bapak Presiden. (Seluruh Indonesia. Di mana yang agroklimatnya cocok. Nanti setelah kita mendapatkan data dari Menteri ATR/BPN,” paparnya.

Saat dikonfirmasi perihal target kawasan pengembangan etanol yang akan terintegrasi dengan program food estate, Amran mengaku hal itu masih harus dikaji terlebih dahulu.

Lebih jauh, selain untuk bahan bakar nabati, pengembangan tebu juga diarahkan untuk memenuhi kebutuhan white sugar atau gula konsumsi dalam negeri.

Mentan mencatat produksi gula konsumsi diharapkan bisa terpenuhi paling lambat tahun depan dengan volume produksi mencapai 3 juta ton, bahkan diharapkan bisa swasembada.

“Nah untuk konsumsi, untuk white sugar ya. Insya Allah mudah-mudahan tahun ini, paling lambat tahun depan swasembada white sugar. Kemudian untuk total secara keseluruhan, mudah-mudahan tiga, empat tahun ke depan selesai,” bebernya.

Baca juga: Pemerintah Mau Wajibkan Campuran Etanol 10 Persen di BBM

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau