Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Cetak 400.000 Hektar Sawah Baru, Mentan Amran: Anggarannya Hampir Rp 10 Triliun

Kompas.com - 21/10/2025, 16:07 WIB
Suparjo Ramalan ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 10 triliun untuk mencetak ribuan hektar (ha) lahan sawah baru selama 2025-2026.

Proyek ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus memperluas kawasan food estate di berbagai daerah.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengatakan pemerintah menargetkan pencetakan sawah baru seluas 225.000 hektar (ha) pada tahun ini dan 400.000 hektar di tahun depan.

Untuk bisa merealisasikan target tersebut, otoritas akan menggelontorkan anggaran senilai Rp 10 triliun.

Baca juga: Dari Tambang ke Sawah: Batu Bara Disulap Jadi Pupuk, Naikkan Produktivitas 30 Persen

“Jadi Insya Allah cetak sawah tahun depan kita upayakan 400.000 hektar, tahun ini 225.000 hektar. Dan insya Allah tahun berikutnya kita akan lanjutkan. (Anggaran) kurang lebih, itu hampir Rp 10 triliun,” ujar Amran saat ditemui di gedung Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Selasa (21/10/2025).

Dari total 400.000 hektar yang akan dicetak pada 2026, separuhnya atau seluas 200.000 hektar masuk dalam pengembangan food estate.

Proyek pengembangan pangan berskala besar itu tersebar di Papua, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan.

“Food estate di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Papua, Sumatera Selatan. Kita target 200.000 (hektar lahan) tahun depan,” paparnya.

Program pencetakan sawah baru merupakan strategi pemerintah untuk mempertahankan swasembada beras, terutama di kawasan Timur Indonesia, mengingat kebutuhan pangan nasional terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk.

Untuk diketahui, harga beras di zona III atau Timur Indonesia masih tinggi atau melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET).

Amran mengakui hal tersebut. Menurutnya, perkara harga beras yang mahal itu harus diatasi dengan mencetak sawah baru.

Tim Kementerian Pertanian (Kementan) pun sudah diturunkan ke lapangan untuk memantau dan menangani situasi di titik-titik yang mengalami lonjakan harga.

“(Zona III mahal pak) Kami sudah turunkan tim, berangkat. Hari ini berangkat tim ke titik-titik yang harga tinggi. Kami berangkatkan tim, langsung turun,” lanjut Amran.

Baca juga: Wanam Jadi PSN Strategis: Cetak Sawah 1 Juta Ha untuk Pangan hingga Energi

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau