Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Empat Chatbot AI Ini Beri Jawaban Menyesatkan Menurut Penelitian

Kompas.com - 24/10/2025, 17:26 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penulis: DW Indonesia

KOMPAS.com - Sebuah penelitian baru menemukan bahwa empat asisten akal imitasi (AI) paling populer seperti ChatGPT, Copilot dari Microsoft, Gemini dari Google, dan Perplexity AI menyampaikan informasi yang menyesatkan dalam 45 persen kasus, tanpa memandang bahasa atau wilayah.

Jurnalis dari berbagai media publik, di antaranya BBC (Inggris) dan NPR (Amerika Serikat), menilai tanggapan dari empat asisten AI atau chatbot yakni ChatGPT, Copilot milik Microsoft, Gemini milik Google, dan Perplexity AI.

Para jurnalis dari lembaga penyiaran publik tersebut menilai jawaban dari keempat chatbot tersebut berdasarkan akurasi, sumber informasi, konteks, kemampuan menyampaikan opini secara tepat, dan kemampuan membedakan fakta dari opini.

Baca juga: Nomor Telepon Para Pemimpin Dunia Bocor di Situs AI, PM Australia Jadi Korban

Hasilnya, hampir separuh dari seluruh jawaban memiliki setidaknya satu masalah serius. Sebanyak 31 persen jawaban bermasalah dalam hal sumber informasi, dan 20 persen mengandung kesalahan fakta yang besar.

DW mencatat bahwa 53 persen jawaban dari chatbot terhadap pertanyaan mereka memiliki masalah signifikan, dengan 29 persen di antaranya terkait akurasi.

Salah satu kesalahan faktual yang muncul adalah ketika chatbot menyebut Olaf Scholz masih menjabat sebagai Kanselir Jerman, padahal Friedrich Merz telah menggantikannya sebulan sebelumnya.

Kesalahan lain juga terjadi saat Jens Stoltenberg disebut masih menjabat sebagai Sekretaris Jenderal NATO, padahal Mark Rutte sudah resmi mengambil alih posisi itu.

Baca juga: Gelembung AI Bisa Pecah di Silicon Valley, Dampaknya Tak Main-main

Asisten AI kini semakin sering digunakan masyarakat global untuk mencari informasi. Menurut laporan Digital News Report 2025 dari Reuters Institute, 7 persen pengguna berita daring mengandalkan chatbot AI, dan angkanya meningkat menjadi 15 persen di kalangan usia di bawah 25 tahun.

Para peneliti menyimpulkan bahwa chatbot AI secara sistematis mendistorsi konten berita dari berbagai jenis.

"Penelitian ini menunjukkan dengan jelas bahwa kesalahan-kesalahan tersebut bukanlah kejadian yang terisolasi," kata Jean Philip De Tender, Wakil Direktur Jenderal European Broadcasting Union (EBU), yang memimpin studi ini.

"Masalah ini bersifat sistemik, lintas negara, dan multibahasa. Kami khawatir hal ini mengancam kepercayaan publik. Ketika masyarakat tidak tahu apa yang bisa dipercaya, pada akhirnya mereka tidak mempercayai apa pun. Itu bisa melemahkan partisipasi demokratis," lanjutnya.

Baca juga: Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol

Riset skala besar 

Ini adalah salah satu proyek penelitian terbesar dalam bidangnya, melanjutkan studi serupa yang dilakukan BBC pada Februari 2025.

Studi tersebut menemukan bahwa lebih dari separuh jawaban AI yang diperiksa mengandung masalah serius, dan hampir seperlima dari jawaban yang mengutip konten BBC justru memperkenalkan kesalahan fakta baru.

Dalam studi terbaru ini, organisasi media dari 18 negara dan berbagai kelompok bahasa menerapkan metodologi yang sama seperti penelitian BBC untuk mengevaluasi 3.000 tanggapan chatbot AI.

Halaman:

Terkini Lainnya
Kesaksian Korban Selamat Pembantaian di El-Fasher Sudan: Dianggap Budak
Kesaksian Korban Selamat Pembantaian di El-Fasher Sudan: Dianggap Budak
Global
Penusukan Massal di Kereta Inggris: Dikira Lelucon Halloween, Jadi Tragedi Berdarah
Penusukan Massal di Kereta Inggris: Dikira Lelucon Halloween, Jadi Tragedi Berdarah
Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Pembantaian di Sudan | Gelar Pangeran Andrew Dicabut
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Pembantaian di Sudan | Gelar Pangeran Andrew Dicabut
Global
Israel Serang Lebanon, 5 Anggota Hezbollah Tewas, Ratusan Warga Hadiri Pemakaman
Israel Serang Lebanon, 5 Anggota Hezbollah Tewas, Ratusan Warga Hadiri Pemakaman
Global
Identitas Pelaku Penusukan Massal di Inggris Terungkap, Keduanya Warga Lokal
Identitas Pelaku Penusukan Massal di Inggris Terungkap, Keduanya Warga Lokal
Global
Iran Bersumpah Bangun Kembali Situs Nuklir Lebih Kuat dari Sebelumnya
Iran Bersumpah Bangun Kembali Situs Nuklir Lebih Kuat dari Sebelumnya
Global
Supermarket di Meksiko Meledak, 23 Orang Tewas Termasuk Anak-anak
Supermarket di Meksiko Meledak, 23 Orang Tewas Termasuk Anak-anak
Global
Penusukan Massal di Inggris: Kronologi, Kesaksian Penumpang hingga Tanggapan Polisi
Penusukan Massal di Inggris: Kronologi, Kesaksian Penumpang hingga Tanggapan Polisi
Global
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Acara Publik, Orang-orang Berlarian
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Acara Publik, Orang-orang Berlarian
Global
Israel Ancam Serang Lagi Hezbollah di Lebanon Selatan
Israel Ancam Serang Lagi Hezbollah di Lebanon Selatan
Global
Penusukan Massal di Inggris: 10 Terluka, 9 Orang di Antaranya Kritis
Penusukan Massal di Inggris: 10 Terluka, 9 Orang di Antaranya Kritis
Global
AS Kurangi Pasukan di Sisi Timur NATO, Romania Pastikan Aliansi Tetap Kuat
AS Kurangi Pasukan di Sisi Timur NATO, Romania Pastikan Aliansi Tetap Kuat
Global
Pramugari Salah Buka Pintu Darurat Sebelum Terbang, Maskapai Rugi Rp 1,6 M
Pramugari Salah Buka Pintu Darurat Sebelum Terbang, Maskapai Rugi Rp 1,6 M
Global
Kenapa Lampu Mobil Lain Bikin Silau Saat Malam? Ini Penjelasan Pakar Inggris
Kenapa Lampu Mobil Lain Bikin Silau Saat Malam? Ini Penjelasan Pakar Inggris
Global
Ditinggal Kapal Pesiar, Nenek Meninggal Sendirian di Pulau Terpencil
Ditinggal Kapal Pesiar, Nenek Meninggal Sendirian di Pulau Terpencil
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau