KOMPAS.com – Baru sebulan berdiri, Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di Desa Hambalang, Bogor, Jawa Barat, kini terlihat sepi dari layanan sebagaimana mestinya.
Harapan besar agar koperasi ini menjadi pusat layanan warga justru kandas di awal perjalanan.
Ketika Kompas.com meninjau langsung ke lokasi pada Kamis (21/8/2025), suasana sepi menyelimuti bangunan berukuran sederhana itu. Hanya empat orang pengelola yang tampak berjaga.
Toko sembako memang buka, tetapi rak-rak yang tersedia lebih banyak kosong ketimbang terisi. Di unit layanan kesehatan, kondisinya lebih mengenaskan: pintu klinik apotek terkunci rapat, kursi tunggu berdebu, tanpa satu pun tenaga medis yang hadir. Klinik ini bahkan belum pernah benar-benar beroperasi sejak diresmikan pada Juli lalu.
Kios layanan lain juga tak berjalan. Gerai pupuk hanya didatangi satu warga sepanjang siang itu, sementara pangkalan LPG tidak berfungsi karena tabung yang ada kosong tanpa isi gas.
Seorang pengelola Kopdes mengakui, terbatasnya barang di toko disebabkan oleh ketiadaan modal. Minimnya sosialisasi ke warga juga membuat koperasi ini sulit dikenal dan dimanfaatkan masyarakat.
Baca juga: Pengakuan Warga soal Kopdes Merah Putih Hambalang Bogor Usai Sebulan Diresmikan: Bingung...
Padahal, saat peresmian yang dihadiri Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bulan lalu, pemerintah menegaskan Kopdes Merah Putih dirancang sebagai motor penggerak ekonomi desa. Unit-unitnya mencakup toko sembako, klinik kesehatan, layanan simpan pinjam, hingga distribusi hasil pertanian warga.
Namun, realitas di lapangan menunjukkan hal berbeda. Warga sekitar mengaku belum merasakan manfaat nyata dari keberadaan koperasi.
K, 40 tahun, dan S, 37 tahun, dua warga Hambalang, menuturkan bahwa usai peresmian, tidak ada lagi informasi lanjutan mengenai cara belanja atau syarat keanggotaan.
"Pas pertama peresmian ramai banget. Tapi sekarang jalan sebulan ya gitu-gitu aja, tidak jalan Kopdesnya. Saya juga tidak pernah ke sana. Ngapain, mendingan ke warung biasa," kata K, Kamis (21/8/2025).
Meski kecewa, warga tetap berharap layanan simpan pinjam dan klinik kesehatan diaktifkan. Menurut mereka, kebutuhan akan fasilitas kesehatan dekat rumah sangat mendesak, mengingat jarak puskesmas dari desa cukup jauh.
Baca juga: Usai Diotopsi, Jenazah Kacab Bank BUMN Dimakamkan di Bogor Malam Ini
"Kita mah maunya layanan klinik itu saja aktifkan karena bisa membantu banget merawat warga yang sakit, kan di sini puskesmas mah jauh banget. Jadi orang yang tidak punya juga bisa berobat gitu," ucap S.
Ketua Kopdes Hambalang, Cecep Mukhtaruddin, mengakui bahwa koperasi belum bisa berjalan maksimal karena tidak ada modal dari pemerintah maupun bank penyalur.
Padahal, modal awal sangat dibutuhkan agar kios bisa mengisi stok barang dan unit layanan kesehatan dapat beroperasi.
"Ya begini kondisi Kopdes saat ini, dari saat launching sampai sekarang. Jadi hanya mengandalkan uang simpanan anggota yang pun belum mumpuni,” ucap Cecep saat ditemui Kompas.com di lokasi, Kamis.